Menu

Ternyata, Ini Penyebab Gempa Magnitude 6,5 di Maluku yang Buat Ribuan Rumah Rusak

Siswandi 26 Jan 2020, 00:37
Ribuan rumah rusak akibat diguncang gempa di Maluku. (Ilustrasi) Foto: int
Ribuan rumah rusak akibat diguncang gempa di Maluku. (Ilustrasi) Foto: int

RIAU24.COM - Masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Maluku, dibuat kaget dengan gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter yang menggundang daerah itu beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, gempa itu membuat ribuan rumah di Maluku mengalami kerusakan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), ditemukan zona yang diduga sesar utama penyebab gempa yang mengguncang tiga wilayah di Maluku, pada 26 September 2019 lalu. 

Dilansir tempo, Sabtu 25 Januari 2020 kemarin, temuan itu didapat setelah pemantauan yang dilakukan selama dua bulan, 18 Oktober - 15 Desember 2019.

Terkait temuan itu, ahli gempa yang juga dosen Program Studi Teknik Geofisika ITB, Zulfakriza, membenarkan penemuan zona yang diduga sesar yang panjangnya mencapai 35 kilometer tersebut. 

Dia menjelaskan, zona teridentifikasi kelurusan dengan arah Utara-Selatan dari Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), hingga Selat Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

"Dari analisa data hasil pengamatan distribusi lokasi hiposenter (pusat) gempa susulan menunjukkan potensi zona duga sesarnya meliputi wilayah Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB)," terangnya.

Selain itu, juga teridentifikasi juga beberapa zona duga sesar sekunder di sebelah Timur Pulau Ambon dengan arah Timur Laut - Barat Daya (NE-SW) dan Barat Laut-Tenggara (NW-SE). 

"Khusus sesar-sesar sekunder ini, lokasi dan arahnya sesuai dengan identifikasi zona sesar dari Peta Geologi 1993," tambahnya.

Ditambahkannya, dalam pemantauan selama dua bulan itu, pihaknya menggunakan 11 unit seismograf dari ITB. Mereka memasangnya di Pulau Ambon (empat unit), Pulau Haruku (satu unit), Pulau Saparua (dua unit), serta empat unit lainnya di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Jumlah itu ditambah empat unit seismograf permanen milik BMKG.

Berdasarkan hasil pemantauan, jumlah data gempa susulan yang terekam dalam periode tersebut sebanyak 1.778 kali. Jika dijumlah dengan data gempa susulan sejak 26 September hingga 18 Oktober, yang merupakan awal pemasangan seismograf tambahan, maka total gempa susulan sebanyak 3.462 kali.

Dilansir antara beberapa waktu lalu, gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan SBB pada 26 September 2019 menimbulkan kepanikan dan trauma masyarakat. 

Dampaknya juga cukup parah. Tercatat ada sebanyak 2.712 unit rumah mengalami rusak berat, 3.317 unit rusak sedang dan 6.108 unit lainnya mengalami rusak ringan akibat gempa itu. ***