Menu

Bupati Alfedri Hadiri Rakornas Penanggulangan Bencana 2020, Presiden Jokowi Minta Menjaga Alam Daerah

Lina 5 Feb 2020, 06:53
Bupati Siak Alfedri hadiri rakornas 2020 (foto/lin)
Bupati Siak Alfedri hadiri rakornas 2020 (foto/lin)

RIAU24.COM - SIAK- Bupati Siak Alfedri menghadiri Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2020 yang dibuka pelaksanaannya secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo di Kota Bogor Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan mengambil tema "Penanggulangan Bencana Urusan Bersama, Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita".

zxc1

Bupati Alfedri menyebut dalam arahannya kepada seluruh kepala daerah, Presiden Joko Widodo mengingatkan potensi ancaman bencana alam saat ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian, isu kewaspadaan bencana alam tersebut telah menjadi wacana global saat ini karena juga dialami oleh negara-negara lain didunia. Oleh sebab itu kata presiden, diperlukan suatu solusi yang konkrit dan permanen menyikapi ancaman bencana tersebut.

"Bapak presiden mengingatkan kepada para kepala daerah dan seluruh stakeholder terkait bahwa dari tahun ke tahun, potensi kejadian bencana alam cenderung semakin meningkat diseluruh dunia akibat perubahan iklim global" kata Alfedri usai menghadiri kegiatan.

zxc2

Presiden lanjutnya, juga mewanti-wanti potensi ancaman bencana alam yang biasanya terjadi berulang. Misalnya saja ketika musim hujan tiba, maka banjir dan longsor terjadi. Begitu pula pada musim kemarau, rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan. Terkait antisipasi daerah rawan longsor, dalam acara tersebut kepala daerah diminta untuk membudidayakan varietas tanaman vetiver atau akar wangi pada areal rawan longsor. Pasalnya, akar tumbuhan itu diharapkan mampu menahan pergerakan tanah.

"Tanaman Vetiver ini panjang akarnya bisa tumbuh hingga mencapai satu meter, sehingga serabut akar diharapkan dapat jauh masuk ke lapisan bawah tanah. Jadi Bapak Presiden menghimbau agar varietas tanaman ini mulai diperkenalkan pada masyarakat, diperbanyak bibit-bibitnya dan disebarkan ke daerah-daerah yang dianggap memiliki potensi ancaman bencana, terutama banjir dan longsor," tutup Alfedri. (R24/Lin)