Menu

Iran Pamerkan Rudal Generasi Terbaru, Lebih Ringan, Lebih Murah, dan Lebih Cepat

Satria Utama 10 Feb 2020, 10:03
Rudal Raad-500
Rudal Raad-500

RIAU24.COM -  Iran memamerkan rudal balistik jarak pendek terbarunya, Minggu (9/2/2020). Rudal bernama Raad-500, diklaim pasukan Garda Revolusi Iran, sebagai rudal canggih generasi baru dengan bahan yang lebih ringan dan non baja.

Raad merupakan rudal generasi terbaru yang memiliki berat setengah dari rudal Fateh 110 (rudal Iran sebelumnya) tetapi jangkauannya bisa hingga 200 km. Fateh sendiri sebelumnya dipamerkan tahun 2002. Generasi paling baru dari rudal ini bisa menjangkau lokasi hingga 300 km.

Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, mengatakan Iran akan terus mengambangkan kedirgantaraannya. "(Iran mengembangkan) teknologi baru yang membuat rudal lebih murah, lebih ringan, lebih cepat dan lebih tepat," katanya sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa pemerintahan Iran harus meningkatkan kekuatan militernya guna mengantisipasi perang. Dalam pertemuan dengan para komandan tertinggi Angkatan Udara Iran, Sabtu (8/2/2020), Ayatollah juga menolak sanksi AS terhadap Iran dan menyebutnya sebagai "tindakan kriminal".

"Kita harus kuat untuk mencegah perang [negara lain] melawan negeri ini. Menjadi lemah akan mendorong musuh kita untuk menyerang Iran," tegas Ayatollah, mengutip pernyataan resmi kantor berita IRNA, dikutip Reuters.

Negara yang pernah berperang dengan Iraq itu berjanji untuk meningkatkan kekuatan militernya meskipun ada tekanan dari negara-negara Barat untuk membatasi kemampuan militer Iran. Termasuk program rudal balistiknya.

Seperti diketahui, Iran bersitegang dengan AS awal Januari lalu. Bahkan aksi saling balas serangan diluncurkan. Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat sejak 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari pakta perjanjian penghentian program nuklir 2015 antara Iran dan sejumlah negara kekuatan dunia. Di mana Iran menerima pembatasan untuk program nuklirnya dengan imbalan AS mencabut sanksi ekonomi.

Tapi pada Mei 2019, Reuters memberitakan Iran berhenti menjalankan sebagian persyaratan dalam pakta 2015. Ini dilakukan sebagai bentuk protes atas tekanan AS yang menarik diri dari perjanjian itu pada Mei 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi ekonomi berupa embargo pembelian minyak dari Iran.***