Menu

Mengerikan, Kota di Korea Selatan Ini Mendadak Jadi 'Mati" Akibat Wabah Virus Corona

Siswandi 21 Feb 2020, 09:39
Seorang warga melintasi salah pusat keramaian di Kota Daegu, yang mendadak sepi akibat wabah virus Corona. Foto: int
Seorang warga melintasi salah pusat keramaian di Kota Daegu, yang mendadak sepi akibat wabah virus Corona. Foto: int

RIAU24.COM -  Ternyata, tidak hanya Kota Wuhan di China yang berubah menjadi kota mati akibat diserang wabah virus Corona. Perkembangan terbaru, kondisi serupa saat ini juga terjadi di Kota Daegu, yang merupakan kota terbesar keempat di Korea Selatan. 

Saat ini, kota yang memiliki populasi 2,5 juta jiwa ini, mendadak sangat sepi ibarat kota mati. Pusat perbelanjaan dan jalanan, berubah menjadi sangat sepi. Hal itu disebabkan warga kota itu memilih mengurung diri di rumah mereka masing-masing. 

Hal itu merupakan respon atas pengumuman yang disampaikan pemerintah setempat, bahwa kota itu tengah dilanda wabah virus Corona. Yang membuat bulu kuduk jadi bergidik, penyebaran virus Corona di kota ini, disebut masuk dalam kategori 'super cepat'.

Dilansir republika, Jumat 21 Februari 2020, Wali Kota Daegu Kwon Young-jin memberitahu warga untuk tetap berada di dalam ruangan. 

Imbauan itu dilontarkan setelah 90 orang jemaat di salah satu gereja di kota itu, menunjukkan gejala virus corona dan sudah puluhan kasus terkonfirmasi.

Gereja tersebut dihadiri seorang perempuan berusia 61 tahun yang positif virus corona, ia disebut 'Pasien 31'. 

"Kami sedang dalam krisis yang tak biasa, kami meminta mereka tetap berada di rumah yang terisolasi dari keluarga mereka," kata Kwon, Jumat (21/2), diragkum dari reuters.

Mengenai sepinya  kota itu saat ini, diakui salah seorang warganya. "Seperti ada seseorang yang menjatuhkan bom di tengah kota, ini terlihat seperti kiamat zombi," kata salah satu warga Daegu, Kim Geun-woo dalam menggambarkan kotanya.

04 Kasus 
Sementara itu, sindonews yang merangkum newshub melansir, Korsel sudah mengkonfirmasi 104 kasus flu yang gejalanya mirip virus corona. Mereka juga sudah melaporkan satu kematian yang disebabkan wabah itu. Kasus terbanyak memang berada di Kota Daegu. 

Sedangkan gereja yang menjadi pusat wabah ini adalah cabang dari Gereja Shincheonji Yesus, gerakan keagamaan yang didirikan pada tahun 1984 silam oleh Lee Man-hee. Saat ini, gereja tersebut memiliki sekitar 500.000 pengikut.

Setidaknya 90 lebih dari sekitar 1.000 orang lainnya yang menghadiri kebaktian di gereja the Temple of the Tabernacle of the Testimony juga menunjukkan gejala infeksi virus Corona.

"Kami berencana untuk menguji semua orang di gereja itu dan telah meminta mereka untuk tinggal di rumah yang terisolasi dari keluarga mereka," jelas Kwon.

Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Kang-lip mengatakan pada briefing terpisah di kota administratif Sejong bahwa situasinya "sangat parah."

Sejauh ini, pihak berwenang Daegu telah memerintahkan penutupan semua taman kanak-kanak, sementara sekolah mempertimbangkan untuk menunda awal semester musim semi yang dijadwalkan awal Maret ini.

Kementerian Pertahanan Korsel melarang pasukan yang ditempatkan di Daegu meninggalkan barak mereka dan menerima tamu. Sementara militer Amerika Serikat (AS) memberlakukan pembatasan serupa pada pangkalan tentaranya di kota itu, yang menampung ribuan tentara, anggota keluarga, dan pegawai sipil.

Topik-topik seperti "Penutupan Daegu" dan "gereja Daegu" ada di antara pencarian teratas di portal utama Korsel, Naver, ketika perdebatan di dunia maya memanas tentang apakah kota lain harus ditutup. ***