Menu

Jadi Biang Kerok Kekalahan Liverpool Saat Lawan Watford, Dejan Lovren Angkat Suara

M. Iqbal 2 Mar 2020, 09:29
Dejan Lovren
Dejan Lovren

RIAU24.COM - Saat melawan Watford di markasnya di Vicarage Road, Sabtu, 28 Februari 2020 kemarin, Liverpool kalah dengan skor tiga gol tanpa balas. Hal tersebut membuat Liverpool harus bekerja keras untuk meraih gelar juara Premier League.

Dilansir dari Viva.co.id, Senin, 2 Maret 2020, setidaknya mereka hanya butuh empat kemenangan lagi demi mengangkat trofi Premier League. Dan kekalahan itu membuat harapan Liverpool menjadi juara Premier League dengan status tak terkalahkan, pupus.

Kekalahan dari Watford membuat mereka dipastikan gagal memecahkan rekor invincible yang pernah dicatatkan Arsenal pada 2004 silam.

zxc1

Pemain yang paling disalahkan dalam kekalahan Liverpool dari Watford adalah Dejan Lovren. Kritikan tajam datang kepada Lovren, karena permainannya begitu buruk ketika melawan menghadapi Watford.

Berkali-kali, para pemain Watford dengan mudahnya melewati Lovren dalam duel satu lawan satu. Troy Deeney, menjadi pemain Watford yang paling sering mengeksploitasi Lovren.

Usai jadi biang kerok kekalahan Liverpool, Lovren akhirnya angkat bicara. Dia mengakui, aksinya dan performa Liverpool di laga melawan Watford begitu buruk.
zxc2

"Kami merasa sedikit dipermalukan. Harusnya, kami bisa tampil lebih baik. Tak ada alasan terkait performa buruk ini. Manajer terus menatap ke kami, di ruang ganti. Dia tahu, ini bukan performa terbaik kami," kata Lovren dilansir Daily Mirror.

Kekalahan dari Watford, disebut Lovren, merupakan tamparan berharga bagi Liverpool. Masih mengalami kekalahan, dijelaskan Lovren, artinya Liverpool diingatkan untuk tetap membumi dan waspada akan potensi ancaman dari tim lain.

"Tamparan yang layak, tapi saya tak mau bilang ini kekalahan yang bagus. Hanya saja, bisa jadi keuntungan untuk membantu kami dalam mengakhiri musim ini. Kami tak mengharapkan hasil negatif, karena rekor tak terkalahkan sudah terhenti. Satu kekalahan tak membuat semuanya rusak. Selalu, ini jadi proses belajar," tuturnya.