Menu

Pemerintah Tambah Libur 4 Hari, Ternyata Ada yang Protes, Begini Alasannya

Siswandi 10 Mar 2020, 09:21
Liburan (ilustrasi). Foto: int
Liburan (ilustrasi). Foto: int

Shinta berpendapat, keputusan itu bakal mengganggu produktivitas bisnis yang seharus berjalan normal.

Sebab bila sebuah perusahaan ingin tetap beroperasi pada saat cuti bersama itu, maka ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Aprindo Roy Mande, mengakui penambahan hari libur itu berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat. Namun dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan. Kecuali pada beberapa momen tertentu seperti menjelang Lebaran Idul Fitri. Biasanya, omset bisa bertambah hingga 30 persen. 

"Bahwa memang dari sisi kami peritel, karena kami bukan produksi, bukan sisi hulu tapi dari hilir, kalau liburan itu akan memberikan dampak untuk orang berbelanja," lontarnya. 

Meski sedikit diuntungkan, akan tetapi tetap ada beban biaya yang harus dikeluarkan karena tambahan libur tersebut. Salah satunya terkait biaya lembur bagi tenaga kerja yang tetap berjaga selama libur.

Sedangkan pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan penambahan libur tersebut belum tentu efektif untuk meningkatkan konsumsi daya beli masyarakat.

Halaman: 234Lihat Semua