Menu

Tragis, Tertular Virus Corona dari Pasien, Perawat Ini Pilih Bunuh Diri Karena Takut Menularkan ke Orang Lain

Satria Utama 27 Mar 2020, 09:40
Perawat pasien corona banyak yang stress
Perawat pasien corona banyak yang stress

RIAU24.COM -  ROMA - Kisah tragis gara-gara corona kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang perawat Italia berusia 34 tahun. Sang perawat yang merawat pasien virus corona COVID-19, ternyata iku tertular virus maut tersebut. Takut menularkannya ke orang lain ia pun pilih melakukan bunuh diri.

Kisah tragis ini diungkap Federasi Nasional Perawat Italia. Perawat yang memilih mengakhiri hidupnya itu adalah Daniela Trezzi. Dia bekerja di unit perawatan intensif (ICU) San Gerardo dari Rumah Sakit Monza.

Trezzi dan rekan-rekannya merawat pasien yang dikarantina dengan gejala terpapar COVID-19."Dia merasa stres berat karena takut menginfeksi orang lain," bunyi pernyataan federasi tersebut. seperti dikutip Fox News, Jumat (27/3/2020).

Federasi itu mencatat "rasa sakit dan cemas" para anggotanya. Federasi kemudian meminta orang-orang untuk berdiri di hadapan para perawat yang selama ini berjuang di garis depan krisis COVID-19. "Perawat tidak pernah meninggalkan siapa pun sendirian, bahkan dengan risiko—dan itu terbukti—dalam hidup seseorang," lanjut pernyataan federasi tersebut."Anda tidak bisa meninggalkan perawat sendirian."

Trezzi di rumah sakit sejak 10 Maret. Hal itu disampaikan manajer umum rumah sakitnya, Mario Alparone, kepada Federasi Nasional Perawat Italia. Tragisnya, Trezzi tidak ditempatkan di bawah pengawasan.

Italia dan Spanyol, dua negara dengan kematian terbanyak di dunia akibat COVID-19, telah membuat rumah sakit dan pekerja medis mereka kewalahan. Krisis virus corona COVID-19 telah menyebabkan infeksi luas di antara orang-orang yang bekerja untuk merawat pasien, dengan hampir sepersepuluh kasus Italia menimpa para pekerja medis.

Federasi itu mengatakan bahwa minggu lalu seorang perawat lain juga bunuh diri dalam keadaan yang sama di Venesia. Selain itu, Federasi Dokter Italia mengungkap bahwa 33 dokter telah meninggal, meskipun tidak jelas apakah mereka semua dalam pelayanan pada saat itu.***