Alah Mak, Begitu Dibuka Lagi, Pasar di Wuhan Ternyata Tetap Saja Jualan Hewan-hewan Ini, Meski Disebut Penyebab Munculnya Corona
RIAU24.COM - Seluruh dunia mungkin masih ingat, bagaimana kondisi Kota Wuhan di China, mengalami lockdwon selama dua bulan, karena ganasnya wabah virus Corona. Selama itu pula, Wuhan seolah menjelma menjadi kota mati. Ketakutan merasuk ke mana-mana.
Saat ini, kondisi di kota itu sudah berangsur pulih, setelah wabah Corona tak lagi ditemukan. Aktivitas masyarakat pun mulai berjalan seperti sedia kala. Termasuk aktivitas jual beli di pasar Huanan.
Namun parahnya, tampaknya wabah Corona yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga akhir Februari 2020 ini, tak diambil pusing oleh para pedagang di pasar itu. Buktinya, mereka tetap saja menjual daging hewan-hewan liar untuk dikonsumsi.
Padahal, pasar itu diketahui tempat pertama kali virus Corona muncul pada Desember lalu. Penyebabnya, diduga karena di pasar itu menjual berbagai hewan liar untuk dikonsumsi manusia. Keberadaan hewan liar yang dijual di pasar Wuhan itulah yang diidentifikasi sebagai kemungkinan penyebab virus Corona.
Hewan liar tersebut ada seperti kelelawar, trenggiling, monyet, ular, anjing dan masih banyak lagi.
Penyabaran virus corona kala itu sangat masif sehingga membuat pemerintah setempat terpaksa menutup pasar Wuhan pada Januari 2020. Lalu, di Februari pemerintah juga menyatakan larangan pada perdagangan dan konsumsi hewan liar.
Namun yang terjadi di pasar Huanan Wuhan, seperti dilansir detik yang merangkum Daily mercuri, Selasa 31 Maret 2020, salah seorang penjual obat di sebuah pasar di Dongguan, China Selatan terlihat mengiklankan kelelawar, ular, kadar dan kodok untuk pengobatan penyakit umum.
"Ya, pasar telah kembali beroperasi dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan sebelum wabah virus Corona," ujar salah satu pengunjung.
Sementara pasar lain di Guilin, China Barat Daya juga tampak menjual kucing dan anjing yang dijajakan dalam kandang dengan kondisi kotor dan siap untuk disembelih.
Padahal banyak orang sudah mengutuk pasar tersebut karena selain merupakan perlakuan kejam terhadap hewan, juga tidak higienis. Mengingat ini bukan virus pertama yang dikaitkan dengan pasar hewan liar.
Sebelumnya, wabah SARS yang terjadi pada tahun 2003 silam, juga diduga berasal dari sana. Bahkan sebuah studi yang diterbitkan pada 2007 di Universitas Hong Kong menggambarkan budaya makan hewan liar di China seperti 'bom waktu' untuk virus baru. ***