Menu

Terkuak, Amerika Sebar Propaganda Anti China di Iran Pakai Isu Islam

Riko 17 Apr 2020, 13:09
Presiden AS Donald Trump (net)
Presiden AS Donald Trump (net)

RIAU24.COM - Amerika Serikat (AS) ternyata tak cuman menyerang China secara langsung terkait wabah virus corona atau covid-19 yang sedang mengganas di negara adi daya itu. 

Namun, baru-baru ini AS terungkap menyebarkan propaganda dengan mengadu domba antara Iran dan China

Propaganda Amerika itu diungkap aktivis Iran, Omid Dana baru-baru ini seperti dikutip VIVA Militer di akun pribadinya,Jumat 17 April 2020.

Menurut Dana, Amerika berusaha memancing amarah Iran agar membenci China dengan sengaja menyiarkan berita tentang kondisi warga Muslim di China.

Propaganda itu semakin terlihat nyata karena disebarkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika di akun Twitter khusus berbahasa Persia. Padahal akun itu selama ini hanya menyiarkan konten-konten terkait kondisi di negara-negara di wilayah Persia saja, terutama Iran.

"Departemen Luar Negeri AS telah menerbitkan pesan dalam bahasa Persia di Twitter tentang penindasan terhadap Muslim Cina dan tujuannya Iran, sehingga bisa merusak hubungan antara Iran dan Cina!," kata Dana.

Yang lebih berbahaya lagi, dalam berita yang disiarkan itu, Amerika terlihat jelas berusaha membawa isu agama Islam untuk menimbulkan sentimen anti China di Iran.

Dalam berita yang tak jelas sumber datanya hanya mengutip pernyataan dari Duta Besar AS untuk kebebasan beragama internasional.

Berikut isi berita propaganda Amerika itu:

Pejabat Cina telah berulang kali melarang Muslim melakukan tugas keagamaan mereka. Ini termasuk puasa selama bulan suci Ramadhan dan hukuman karena menggunakan makanan halal.

Peraturan di Provinsi Xinjiang Cina Barat Laut melarang pria, terutama mereka yang mengenakan "janggut yang tidak biasa", dari mengenakan jilbab dan menutupi wajah mereka. Veteran dan Al-Quran secara teratur disita dari rumah-rumah orang dan smartphone mencari konten agama.

Sementara itu, pemerintah Cina telah menutup atau menghancurkan ribuan masjid di provinsi ini dan semakin banyak di bagian lain Cina.

"China tidak akan berhenti melecehkan minoritas agama, dan Cina tampaknya berkembang," kata Samuel Brownbeck, duta besar AS untuk kebebasan beragama internasional.

Dana menuturkan, Amerika sangat tahu bagaimana membakar amarah Muslim di Iran. "Orang Amerika tahu bagaimana mendorong dengan baik .Dan bagaimana psikologi orang-orang non-agama dapat membahayakan kepentingan nasional Iran!," tulis Dana.

Perlu diketahui, kondisi Amerika saat ini sedang sangat parah, lebih dari 600 ribu penduduknya terinfeksi corona dan lebih dari 20 ribu telah meninggal dunia.

 

Sumber: Viva