Menu

Puluhan Ribu Saudara Sebangsanya Tewas Akibat Corona, Orang Kaya Amerika Pilih Mengungsi ke Negara Ini

Satria Utama 21 Apr 2020, 08:46
Pulau Waiheke Selandia baru jadi pilihan orang kaya Amerika untuk mengungsi
Pulau Waiheke Selandia baru jadi pilihan orang kaya Amerika untuk mengungsi

RIAU24.COM -  Korban jiwa akibat Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat naik lebih dari 40.000 pada hari Minggu 19 April. Angka ini menjadikannya yang tertinggi di dunia dan hampir dua kali lipat jumlah kematian di negara tertinggi berikutnya Italia.

Hal ini tentu saja menciptakan kekhawatiran banyak orang, khususnya para orang kaya di negeri Paman Sam tersebut. Mereka mulai berpikir mencari tempat aman di negara lain, seperti ke Selandia Baru.

Perusahaan manufaktur bunker asal AS, Rising S Co menerima telepon dari klien yang ingin mengaktifkan bunker miliknya di Selandia Baru. GM Rising S Co, Gary Lynch mengatakan, kliennya yang merupakan pejabat eksekutif perusahaan di Silicon Valley itu selama ini tak pernah menggunakan bunker miliknya senilai juta dolar AS. Dia lupa cara membukanya.

"Dia ingin memverifikasi kode kombinasi kunci dan bertanya soal daya listrik, pemanas air, kapasitas air, dan penyaring udara," kata Lynch dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020).

Lynch tak menyebut nama kliennya tersebut, namun dia mengungkapkan kliennya menjalankan perusahaan di Bay Area dan tinggal di New York yang kini menjadi episentrum virus corona dunia. "Dia ingin pergi ke Selandia Baru untuk kabur dari apa yang terjadi saat ini. Sejauh yang saya tahu, dia masih di sana," kata Lynch.

Selandia Baru selama ini dikenal sebagai negara tujuan utama orang-orang kaya Amerika untuk mengungsi dari bencana. Berlokasi di selatan Australia, negara yang didiami sekitar 4,9 juta jiwa tersebut mempunyai udara segar dan bersih, pemandangan indah, dan sistem kesehatan yang mumpuni.

Vivos, perusahaan manufaktur lainnya memiliki bunker untuk 300 orang di sebelah utara kota Christchurch, Selandia Baru. Founder Vivos, Robert Vicino menerima telepon dari dua klien prospektif yang memesan bunker di negara tersebut.

Di AS, Vivos memiliki bunker dengan tingkat keamanan militer untuk 5.000 orang di South Dakota, 80 orang di Indiana. Selain itu, Vivos juga tengah membangun banker berkapasitas 1.000 orang di Jerman.

Sementara Rising S Co saat ini memiliki 10 bunker pribadi di Selandia Baru. Rata-rata harga bunker tersebut sekitar 3 juta dolar AS dengan berat sekitar 150 ton. Selain itu, ada juga bunker mewah senilai 8 juta dolar AS yang dilengkapi dengan kamar mandi mewah, ruang gaming, gym, hingga bioskop pribadi.

Mihai Dinulescu adalah salah satu bos startup mata uang kripto di Sillicon Valley yang terbang ke Selandia Baru. "Saya berpikir saat ini atau tidak sama sekali karena saya takut mereka (Selandia Baru) segera menutup perbatasan. Saya merasa kami harus pergi," kata Dinulescu.

Pria berusia 34 tahun tersebut mengemasi barangnya dan menitipkan rumah mewah dan semua perabotannya kepada temannya di AS. Dia membeli tiket pesawat yang tersedia untuk terbang ke Auckland pada 12 Maret.

Dinulescu belum berencana untuk pulang ke AS hingga pandemi Covid-19 benar-benar berakhir. Dia saat ini menyewa rumah dua lantai dan tiga kamar tidur dengan pemandangan menghadap ke pantai di Pulau Waiheke. Biaya sewanya sekitar 2.400 dolar AS.***