Menu

Sebut Wuhan Tak Ada Lagi Penderita Corona, China Diduga Bohong Lagi

Satria Utama 28 Apr 2020, 09:35
Pasien corona di Wuhan
Pasien corona di Wuhan

RIAU24.COM -  WUHAN - Klaim para pejabat China yang menyatakan sudah tidak ada lagi pasien virus corona di rumah sakit di Wuhan dan seluruh wilayah Provinsi Hubei diragukan. Apalagi selama ini, sejumlah negara menuding China tidak terbuka soal penyebaran virus ini di negaranya.

“Mengingat masalah asimetri informasi yang kami hadapi, firasat saya mengatakan bahwa laporan nol pasien itu hanyalah sebuah citra politik setelah pihak berwenang mengumumkan sebelumnya bahwa tidak ada perawatan yang diperlukan bagi pasien yang pulih dengan hasil tes positif,” kata seorang warga Wuhan mengutip VOA.

Warga itu minta diidentifikasi sebagai “Tuan Yang” karena alasan keamanan. Ia menambahkan China melakukan pencitraan politik seperti itu karena adanya “ancaman penutupan pabrik-pabrik menyebabkan dampak yang lebih buruk bagi rezim yang berkuasa daripada virus corona.

Keraguan Yang mengacu komentar Jian Yahui, seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China.

Menurut Global Times, media yang dikelola pemerintah China, Jian pada Jumat 24, April mengatakan bahwa jumlah pasien virus corona di Wuhan mencapai 47. Sebanyak 30 di antaranya tidak menunjukkan gejala.

Ditambahkannya bahwa pasien-pasien tersebut tidak lagi memerlukan perawatan.

Laporan juga kemudian mengutip Yang Zhanqiu, wakil direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan. Dia mengatakan bahwa pasien-pasien ini tidak akan diizinkan meninggalkan rumah sakit sampai tes negatif dengan uji tes dua kali berturut-turut.

Namun pada Senin, 27 April pihak berwenang kesehatan di Wuhan dan Hubei sama-sama mengklaim tidak memiliki pasien virus corona.

Statistik resmi menunjukkan bahwa, pada Minggu, provinsi Hubei memiliki total 68.128 pasien, 4.512 di antaranya meninggal sementara sisanya dipulangkan.

Di Weibo, media sosial terpopuler di China, mayoritas warganet menyatakan Wuhan dan China berhasil merawat pasien COVID-19 dan klaim China dan memerangi virus corona.***