Menu

Diduga Karena Menuntut Penyelidikan Soal Asal Muasal Virus Corona, Australia Dapat Sanksi Ini dari China

Satria Utama 13 May 2020, 09:33
Daging ekspor Australia
Daging ekspor Australia

RIAU24.COM China ternyata tidak main-main saat mengancam Australia karena nyinyir  menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona baru penyebab penyakit Covid-19. Negeri Kangguru itu kini telah mendapat sanksi dari China, yakni tak lagi boleh mengekspor daging ke negeri Tirai Bambu tersebut.

Aksi China telah membuat para warga Australia khawatir  kehilangan pekerajaan. Pasalnya, selama ini, sekitar 18 persen dari produksi daging sapi Australia diekspor ke China. Nilai ekspornya lebih dari 3 miliar dolar per tahun.

Dalam jangka pendek, situasi ini kemungkinan akan menurunkan harga daging sapi di supermarket-supermarket Australia. Tak hanya itu, sektor industri lain di negara itu diperkirakan akan merasakan tekanan.

Secara resmi, China berdalih keputusan untuk memblokir ekspor daging Canberra karena masalah dengan pelabelan makanan dan sertifikat kesehatan. Namun, banyak pihak termasuk media-media Australia meyakini pemblokiran ekspor daging itu sebagai pembalasan atas sikap Perdana Menteri Scott Morrison yang menyerukan penyelidikan internasional terkait asal-usul virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan pandemi Covid-19.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan petugas bea cukai telah mendeteksi pelanggaran yang berulang kali terhadap persyaratan inspeksi dan karantina oleh sedikit perusahaan ekspor daging sapi Australia.

"China telah memutuskan untuk segera menangguhkan secara efektif, memproses empat deklarasi impor perusahaan Australia untuk produk daging," katanya dalam konferensi pers pada hari Selasa.

"Pihak China telah meminta pihak Australia untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menemukan penyebab dan mengatasi masalah tersebut," lanjut dia.

Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengaku kecewa dengan kebijakan tersebut. "Sangat mengecewakan bahwa tidak ada pemberitahuan yang diberikan sebelum penangguhan itu berlaku," katanya, seperti dikutip 9News, Rabu (13/5/2020).

Pada hari Minggu, China mengancam akan "menampar" tarif 80 persen pada produk gandum Australia dan industri susu setelah kedua negara bersitegang. Ancaman Beijing itu bisa membuat beberapa sektor industri lain Australia terkena imbasnya.

Meskipun ada kekhawatiran tentang tindakan Beijing, Senator Simon Birmingham mempertahankan desakan Australia untuk penyelidikan global tentang asal-usul virus corona baru. Menurutnya, tindakan Beijing tak ada kaitannya dengan seruan Canberra tersebut.

"Kami tentu tidak melihat hubungan apa pun dan kami berharap bahwa tidak ada negara mitra lain yang akan melihat hubungan antara faktor-faktor itu," katanya.***