Menu

22 Tahun Lalu Gedung DPR/MPR RI Diduduki, Bagaimana Pergerakan Mahasiswa di Riau? Ini Nostalgia Repol Aktivis 98

Alwira 18 May 2020, 12:00
22 Tahun Lalu Gedung DPR/MPR RI Diduduki, Bagaimana Pergerakan Mahasiswa di Riau? Ini Nostalgia Repol Aktivis 98 (foto/int)
22 Tahun Lalu Gedung DPR/MPR RI Diduduki, Bagaimana Pergerakan Mahasiswa di Riau? Ini Nostalgia Repol Aktivis 98 (foto/int)

RIAU24.COM - Bertepatan dengan tanggal 18 Mei hari ini, pada tahun 1998 yang lalu terjadi peristiwa yang bersejarah di Indonesia. Yakni pendudukan kantor DPR/MPR RI di Jakarta oleh gabungan dari berbagai elemen mahasiswa.

Saat itu, tuntutan mahasiswa bagaimana rezim orde baru tumbang. Dan masuk pada orde yang menjunjung tinggi demokrasi.

zxc1

Tidak hanya di Ibu kota negara, di Riau, terutama di Pekanbaru mahasiswa juga menunjukkan eksistensinya pada masa itu.

Seperti yang diungkapkan Repol, aktivis '98 yang saat ini menjadi Wakil Ketua DPRD Kampar. Kepada Riau24.com, Senin 18 Mei 2020, mahasiswa Institut Agama Islam (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru ini (sekarang UIN Suska) angkatan '96 ini menceritakan bagaimana kantor gubernur Riau saat itu dipenuhi masa aksi.

zxc2

"Puluhan ribu mahasiswa, dosen dan dari berbagai unsur masyarakat bergabung saat itu. Sekitaran jalan-jalan dekat kantor gubernur Riau penuh,"kata dia.

Saat itu tambahnya, api semangat pergerakan mahasiswa sedang dalam puncak-puncaknya untuk mengganti rezim yang dinilai tidak layak lagi. Kata dia, kampus IAIN di jalan KH Ahmad Dahlan sekarang, jadi kampus perjuangan, sebab jadi pusat konsolidasi mahasiswa.

"Semua kampus bergabung. Tujuan kita satu dan sama," ujarnya.

Salah satu moment yang paling dikenang, terang Repol, adalah saat aparat keamanan menyemprotkan gas air mata pada massa aksi.

"Saat itu kondisi cukup kacau. Sempat bentrok dengan pihak keamanan. Kawan-kawan mahasiswa kena semprot gas air mata," kenang Repol menceritakan.

Berlalu dua dekade lebih, Repol berharap pergerakan mahasiswa saat ini jangan ada matinya. Segala tindakan katanya pasti ada resiko. Namun itulah konsekuensi perjuangan.

"Kita harap mahasiswa terus jalankan fungsinya sebagai sosial kontrol. Mahasiswa jadi element penting dalam perbaikan bangsa," ujarnya.