Menu

Pemerintah Ajak Berdamai Dengan Corona, Anggota DPD: Berarti Negara Gagal

Siswandi 18 May 2020, 22:34
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Angelo Wake Kako, mengkritik ajakan pemerintah berdamai dengan virus Corona. Ia menegaskan, ajakan itu sama artinya bentuk kegagalan negara dalam menjamin kehidupan warganya.

ia menilai, sejak penetapan status darurat nasional yang akan berakhir di penghujung Mei nanti, belum ada tanda-tanda perubahan yang menjanjikan, melalui intervensi negara.

Sejauh ini, grafik angka positif Corona masih mengalami peningkatan yang signifikan setiap harinya.

"Menyuruh warga negara berdamai dengan corona, berarti kita mengakui bahwa kita kalah dalam pertarungan ini, dan menunjukkan bahwa negara ini gagal menjalankan fungsinya sebagaimana tercantum dalam tujuan nasional pendirian negara bangsa ini, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia," lontar senator asal Nusa Tenggara Timur tersebut,  Senin, 18 Mei 2020.

Dilansir viva, Angelo mengatakan sejak awal dirinya sudah melihat ketidakseriusan pemerintah, yang ditandai dengan kebijakan yang bertolak belakang ketika virus Corona mulai muncul.

Salah satu bentuk kegagalan yakni pemberlakuan tiket murah, dan subsidi bagi sektor usaha penerbangan hingga pengembangan pariwisata. Ironisnya,  pemerintah malah terkesan mengabaikan persiapan infrastruktur kesehatan yang mumpuni untuk menghadapi Covid-19.

"Padahal waktu yang cukup 2 bulan untuk kita persiapkan faskes sebelum Corona teridentifikasi di Indonesia awal Maret," katanya.

"Sekarang, tanpa ada kejelasan indikator keberhasilan dalam penanganan Covid-19, kita udah disuruh berdamai dengan virus. Ini sebenarnya ada negara enggak Indonesia ini," kecamnya lagi.

Menurut senator Lulusan Magister Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia, momentum untuk berdamai dengan virus pasti ada, tapi bukan sekarang, di tengah tingginya angka penularan dan tingkat kematian.

Menurutnya, itu bisa dilakukan ketika kurva melandai, sehingga masih butuh waktu beberapa bulan lagi.

"Namanya virus nggak akan hilang, tapi bukan sekarang lah disuruh berdamai. Masa berdamai di tengah tingginya angka penularan dan kematian akibat covid? Nanti ada saatnya ketika kurva melandai, baru kita diajak berdamai, sembari mempersiapkan masyarakat untuk memulai sesuatu yang baru di masa depan," ujarnya lagi. ***