Perang Dingin Terus Meruncing, Kini Giliran Maskapai AS Tak Boleh Masuk Ke China
RIAU24.COM - Perang dingin antar Amerika Serikat (AS) dan China terus semakin meruncing hingga menyebar ke Industri penerbangan. Dimana dua maskapai AS yaitu Delta Air Lines dan United Airlines diblokir masuk ke China.
Dilansir CNNIndonesia Selasa 26 Mei 2020, AS menuding China memblokir maskapai penerbangan negeri Paman Sam yang melayani kembali rute terbang ke China pada Juni, usai pelanggoran penutupan wilayah di sebagai negara bagian.
Tudingan ini menindaklanjuti permohonan Delta dan United Airlines kepada regulator penerbangan China (CAAC) yang belum juga mendapatkan persetujuan kembali terbang ke China.
Diketahui, maskapai AS sempat menangguhkan penerbangan ke China sejak lonjakan kasus orang terinfeksi virus corona dan korban meninggal.
Namun, ketika kondisi perlahan kembali normal, CAAC beralasan dalam upaya menyetop kasus impor covid-19, penerbangan seluruh maskapai dibatasi mengacu penangguhan pada 16-22 Maret lalu, sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Persoalannya, pada periode tersebut, AS benar-benar menghentikan layanan penumpang yang terbang ke China. Artinya, AS belum boleh sama sekali terbang ke China mengacu pada tanggal penangguhan.
Karena alasan itulah, Departemen Transportasi AS mendorong pemerintah dan regulator penerbangan untuk menyelidiki maskapai China.
Agen AS menuturkan CAAC belum menanggapi permintaan Delta dan United Airlines untuk kembali beroeprasi ke China. Namun, maskapai China sudah menerbangkan penumpang ke AS, meskipun hanya satu kali rute penerbangan dalam sepekan.
Akhirnya, China diminta mengajukan jadwal penerbangan ke AS, termasuk rincian jenis pesawat yang digunakan, frekuensi penerbangan, dan bandara yang melayani rute terbang ke AS.
Maskapai China yang diketahui melayani penerbangan ke AS, antara lain China Eastern, China Southern, Air China, dan Hainan Airlines.
Menanggapi itu, China mengecam AS untuk mengeluarkan pembatasan baru. "China menentang langkah yang dapat mengganggu atau membatasi penerbangan penumpang komersial normal China," kata Zhao Lijian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China.
Juru Bicara United Airlines Leslie Scott menolak mengomentari masalah tersebut. Ia cuma bilang maskapainya berharap dapat terbang kembali ke China. "Ketika regulasi memungkinkan kami untuk melakukan penerbangan," jelasnya.