Menu

53,8 Persen Warga Tak Puas Kerja Jokowi Atasi Covid-19, Lima Hal ini Jadi Penyebabnya

Muhammad Iqbal 26 May 2020, 12:34
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin

RIAU24.COM - Berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan oleh Indo Barometer dan Puslitbangdiklat RRI, mencatat 53,8 persen publik tidak puas dengan penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin. Sedangkan 45,9 persen responden yang menyatakan puas.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa, 26 Mei 2020, dari hasil survei yang dilakukan 12-18 Mei 2020, ada lima alasan responden tidak puas. Sebanyak 17,3 persen responden menilai kebijakan Jokowi tidak konsisten, sedangkan 10,7 persen menilai pemerintah lambat mendistribusikan bansos.

Sebanyak 10,1 persen responden menilai data penerima bansos tidak akurat, 10,1 persen menilai penanganan lambat, dan 9,9 persen menilai kebijakan presiden dan pembantunya sering berbeda.

Sedangkan para responden yang puas berpegang pada alasan penanganan PSBB sudah cukup baik sebanyak 31,1 persen), penanganan cepat tanggap 19,2 persen, mulai banyak yang sembuh 10,6 persen, kebijakan PSBB sudah tepat 9,3 persen, dan terlihat kerja nyata 6 persen.

Survei juga mencatat tentang ketidakpuasan publik terhadap penanganan kemiskinan dan pengangguran akibat pandemi. Sebanyak 84,3 persen menyatakan tidak puas atas penanganan pengangguran yang dilakukan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Adapun alasan ketidakpuasan yang disampaikan adalah PSBB mengakibatkan sulit bekerja dan mendapat pekerjaan, persen merasa sulitnya mencari pekerjaan, kartu prakerja belum efektif, belum ada solusi yang tepat bagi yang menganggur, dan merasa sulit mendapat pekerjaan.

Kemudian 74,1 persen responden merasa tidak puas atas penanganan kemiskinan yang dilakukan pemerintah. Lima alasan terbanyak yang disampaikan adalah kemiskinan semakin bertambah, korupsi dana bantuan, bantuan bagi masyarakat miskin lambat, jumlah bantuan sedikit, serta masih banyak masyarakat miskin yang tidak terbantu.

Survei dilakukan di 7 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Sebanyak 400 responden dilibatkan.

Metode penarikan sampel menggunakan quota & purposive sampling dengan margin of error sebesar kurang lebih 4,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.