Alasan Sakit Hati Hingga Ditemukan Jenglot, ini Kata Polisi Soal Pembakar Mobil Via Vallen
RIAU24.COM - Seorang pria bernama Pije ditangkap oleh pihak kepolisian dalam kasus pembakaran mobil Via Vallen masih terus didalami.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji kepada detikcom, menjelaskan Pije merasa sakit hati karena tak bisa bertemu dengan Via Vallen. Dia mengaku sebagai fans berat Via Vallen.
"Iya (karena sakit hati). Merasa pengin ketemu, tapi nggak bisa ketemu," ujar Sumardji dilansir dari Detik.com, Rabu, 1 Juli 2020.
"Tetapi, si pelaku ini bukan sakit hati dengan Via Vallennya ya. Melainkan dengan orang-orang sekitarnya Via yang melarang dirinya ketemu dengan Via," lanjutnya.
Dia menambahkan, penampilan Pije memang mencurigakan. Datang dari Cikarang, Jawa Barat ke Sidoarjo, dia hanya ingin bertemu dengan Via Vallen.
Bahkan dari penampilannya, Pije dikatakan hanya memakai baju itu-itu saja selama berhari-hari mondar-mandir di sekitar rumah Via Vallen.
"Dia itu jauh-jauh itu, dia hanya ingin ketemu Via, mondar-mandir duduk di teras rumah tetangga Via. Di mushola, masjid," jelas Sumardji.
"Sudah dua kali dia datang (ke rumah Via Vallen) tapi ditolak. Baju aja itu cuma satu," katanya lagi.
Selain membakar mobil Via Vallen, Pije juga menulis kalimat aneh yang dianggap berbau ancaman di tembok rumah Via Vallen. Saat digeledah, di dalam tas Pije ditemukan barang-barang mistis berupa bambu kuning, jenglot, dan kumpulan rambut yang dililit menggunakan tali.
Tulisan menggunakan pensil yang ada di tembok Via Vallen, yaitu 'Kibus Ada, Ada gk ksh hak ku, Pije Persa 97, Pije 97, mati kalian bang'.
Sumardji mengatakan, pelaku mengaku tak punya keluarga. Dia hidup sebatang kara. "Dia bilang nggak punya keluarga, orang tuanya meninggal, hidup sebatang kara," tukas Sumardji.
Saat ini, Pije sudah ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan. Polisi pun masih melakukan pemeriksaan untuk mendalami alasan Pije melakukan pembakaran dan teror ke Via Vallen.