Menu

Bersitegang Dengan China, India Borong 33 Jet Tempur Canggih Rusia

Riko 3 Jul 2020, 14:31
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Kementerian Pertahanan India menandatangani pembelian 33 jet tempur Rusia dan pembaruan teknologi bagi 59 pesawat militer lainya senilai US$2,4 miliar pada Kamis 2 Juli 2020.

Pembelian dan pembaruan alat utama sistem pertahanan (alustsista) ini dilakukan ketika India dan China tengah bersitegang setelah terlibat bentrok militer di perbatasan dekat Himalaya yang diperebutkan kedua negara. 

Puluhan jet tempur baru itu terdiri dari 21 buah pesawat jenis MiG-29 dan 12 buah Sukhoi Su-30 MKI. Sementara itu, India juga memperbarui sejumlah fitur dari 59 pesawat MiG-29 yang sudah dimiliki. 

Kemhan mengatakan pembelian dan modernisasi ini dilakukan demi "menambah" skuadron tempur angkatan udara India.

Selain pengadaan jet tempur, India juga berencana menambah sistem rudal yang dibuat sendiri untuk memperkuat angkatan darat, laut, dan udaranya.

"Peningkatan kemampuan pertahanan India dilakukan karena kebutuhan untuk memperkuat angkatan bersenjata demi melindungi perbatasan kita dan sejalan dengan seruan Perdana Menteri Narendra Modi agar 'India Mandiri'," ujar Kemhan India melalui pernyataan seperti dikutip CNNIndonesia mengutip dari AFP.

Pembelian puluhan jet tempur ini berlangsung setelah Modi menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia merupakan sekutu India sejak era Perang Dingin dan menjadi pemasok utama persenjataan negara Asia Selatan itu.

Pada 2018, kedua negara menandatangani perjanjian di mana Moskow akan memasok sistem rudal S-400 dalam kontrak pembelian senilai US$5,4 miliar meski dibayangi sanksi Amerika Serikat.

Pada Oktober mendatang, India juga akan menerima 36 jet tempur Rafale pertama yang dipesan dari Prancis pada 2016 lalu.

Pembelian alutsista ini semakin digencarkan India terutama setelah relasinya dengan China kembali menegang.

Pada 15 Juni lalu, militer India dan China terlibat bentrok di Lembah Galwan hingga menewaskan 20 tentara India dan juga personel China.

Meski kedua negara sepakat mengambil jalan damai, New Delhi dan Beijing terus memperkuat pertahanan dan mengerahkan alutsista ke perbatasan demi mengantisipasi terjadi provokasi dari salah satu pihak.