Menu

Harga Minyak Kedelai dan Melemahnya Ringgit Malaysia Dorong Kenaikan Harga Sawit di Riau

M. Iqbal 14 Jul 2020, 13:07
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja

RIAU24.COM - Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja mengatakan jika harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Riau periode 15–21 Juli 2020 mengalami kenaikan.

"Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp 28,90/Kg atau mencapai 1,82 % dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan naik menjadi Rp 1.620,84/Kg," ujarnya kepada Riau24.com, Selasa, 14 Juli 2020.

Dia mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.

Dirincikannya, tercatat rata-rata kenaikan harga jual CPO mencapai Rp 116,23/Kg dan rata-rata kenaikan harga jual kernel mencapai Rp 42,06/Kg. Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp 128,75/Kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 108,00/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 120,00/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 110,78/Kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 113,60/Kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp 22,73/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 22,00/Kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 81,45/Kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS periode ini dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai sebagai subtitusi CPO. Kenaikan minyak subtitusi ini mengakibatkan pembeli beralih ke CPO sehingga permintaan naik.

"Selain itu ekspor bulan Juni yang cukup tinggi mampu membuat stok minyak sawit menjadi berkurang. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pelemahan nilai mata uang ringgit dihadapan dollar AS. Ringgit menjadi mata uang di mana kontrak CPO ditransaksikan. Ketika ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih murah terutama untuk pemegang mata uang lain yakni dolar AS, sehingga dapat mendongkrak permintaan," jelasnya.