Menu

Ledakan Bom Tewaskan 5 Orang dan Melukai Puluhan Warga di Suriah Utara yang Dikuasai Pemberontak

Devi 20 Jul 2020, 17:15
Ledakan Bom Tewaskan 5 Orang dan Melukai Puluhan Warga di Suriah Utara yang Dikuasai Pemberontak
Ledakan Bom Tewaskan 5 Orang dan Melukai Puluhan Warga di Suriah Utara yang Dikuasai Pemberontak

RIAU24.COM -  Sebuah ledakan mengguncang daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah utara di seberang perbatasan dari Turki Minggu malam, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan, aktivis oposisi dan media pemerintah Turki melaporkan.

Bom mobil meledak di dekat perbatasan Bab al-Salameh dengan Turki, kata laporan itu. Area ini dikendalikan oleh pejuang oposisi yang didukung Turki.

Ledakan itu menewaskan tujuh dan melukai lebih dari 60, termasuk wanita dan anak-anak, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris. Pemantau perang oposisi mengatakan ledakan itu kemungkinan besar dilakukan oleh sel-sel yang tidur dari kelompok Negara Islam.

Aktivis oposisi lainnya mengatakan ledakan itu menewaskan lima dan melukai puluhan lainnya.

Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki melaporkan bahwa setidaknya lima warga sipil tewas dan 85 lainnya luka-luka dalam ledakan itu. Badan tersebut mengatakan bahwa beberapa orang yang terluka yang berada dalam kondisi kritis diambil untuk dirawat di Turki.

Dikatakan tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, menambahkan bahwa para pejuang Kurdi telah melakukan serangan seperti itu di masa lalu.

Anadolu melaporkan ledakan lain hari Minggu sebelumnya melukai 13 orang, termasuk anak-anak, di kota Afrin, Suriah, yang dikendalikan oleh pejuang oposisi yang didukung Turki.

Serangan hari Minggu terjadi ketika pemilihan parlemen berlangsung di bagian-bagian yang dikuasai pemerintah di negara yang dilanda perang itu. Seperti dalam pemilihan sebelumnya di Suriah, pemungutan suara akan menghasilkan stempel karet yang setia kepada Presiden Bashar Assad.

Turki dan pejuang sekutu Suriah mengambil alih Afrin pada 2018 dalam operasi militer yang mengusir pejuang Kurdi setempat yang didukung A.S. dan menggusur puluhan ribu penduduk Kurdi.

Ankara menganggap para pejuang Kurdi yang mengendalikan teroris Afrin. Sejak itu, ada serangkaian serangan terhadap target Turki di daerah tersebut.