Panen Raya Ubi di Lahan Gambut, Bukti Keseriusan BRG Dalam Membantu Masyarakat di Desa Rawan Karhutla
RIAU24.COM - KAMPAR - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia Nazir Foead melakukan panen ubi kayu dilahan gambut seluas 10 Hektare, Senin, 27 Juli 2020 di Desa Karya Indah Kabupaten Kampar, Riau.
Disampaikan Foead pada awak media yang hadir, kegiatan Panen Raya ubi kayu ini sekaligus melounching Ketahanan Pangan serta penandatanganan Revitalisasi ekonomi oleh Kelompok Masyarakat sesuai amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Panen Raya Ubi di Desa Karya Indah merupakan sumber ketahanan pangan sebagai penyedia pangan di kawasan hidrolagis gambut adalah salah satu kontribusi masyarakat, yang dilaksanakan oleh Pokmas Tunas Karya sebagai penerima kegiatan Revitalisasi Ekonomi Tahun 2019.
Dimana kegiatan tersebut merupakan Program Badan Restorasi Gambut melalui Tugas Pembantuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau Tahun 2019.
"Pemanfaatan lahan gambut ini yang selama ini merupakan sumber asap akibat terjadinya kebakaran, namun dengan revitalisasi dan revegetasi lahan dapat dimanfaatkan dalam mengangkat Ekonomi masyarakat sekitar," sebutnya.
"Kita dapat masukan dan arahan dari Pak Gubernur, Pak Kepala Dinas, Pak Bupati tentang potensi apakah pertanian, perikanan dan peternakan dari masyarakat. Kita turun berdiskusi dengan masyarakat. Dibantu juga koperasi petani gambut Riau," sambungnya.
Sebelumnya, di Kampar sendiri juga ada nenas dan sekarang ini udah ada Ubi. Didaerah lain juga ada sapi, bebek petelur, dan ikan.
"Para petaninya kita bantu, kita fasilitasi. Kita punya tim teknis yang secara berkala memberikan pendampingan pada masyarakat," sebutnya.
Diungkapkannya, dengan demikian masyarakat akan mendapatkan langsung merasakan manfaatnya, saya kira karena program ini dikelola masyarakat sendiri.
Terpisah, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tunas Karya Zamzami beserta masyarakat terlihat bahagia saat Kepala BRG Nazir Foead serta Bupati Kampar Catur Sugeng saat mencabut langsung secara perdana ubi dilahan tersebut.
Ia menuturkan, ubi menjadi pilihan karena memang dari banyaknya permintaan masyarakat. Selain itu, bibit ubi juga tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah dirawat.
"Apalagi singkong cocok ditanam di sini. Nanti akan kami diskusikan dengan anggota Pokmas, akan kami apakan singkong ini," tuturnya.
Ada satu permasalahan yang harus segera diselesaikan terangnya, yakni soal harga ubi yang saat ini tengah turun di pasaran.
"Dari yang biasanya Rp1.200 sampai Rp1.300 per kilogram, kini hanya Rp700 sampai Rp800," urainya.
Untuk itu, selaku Pokmas ia berharap ada sentuhan lainnya dari pemerintah untuk urusan penjualan hasil panen ubi ini nantinya.
Selain melakukan Panen Raya perdana ubi, Kepala BRG Nazir Foead serta Bupati Kampar dan rombongan juga melakukan peninjauan sumur bor yang digunakan untuk sumber air jika terjadi kebakaran Hutan dan Lahan.