Menu

Di Darfur, Warga Sipil Membayar Harga Mahal Dalam Bentuk Nyawa Akibat Gelombang Baru Kekerasan yang Mematikan

Devi 10 Aug 2020, 10:29
Di Darfur, Warga Sipil Membayar Harga Mahal Dalam Bentuk Nyawa Akibat Gelombang Baru Kekerasan yang Mematikan
Di Darfur, Warga Sipil Membayar Harga Mahal Dalam Bentuk Nyawa Akibat Gelombang Baru Kekerasan yang Mematikan

Aktivis di Darfur menuduh perwira RSF berpangkat tinggi berada di balik kedua serangan itu. RSF belum menangani tuduhan tersebut tetapi berjanji untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku.

Sementara itu, banyak yang mengungkapkan kekesalannya atas pola promosi rekonsiliasi suku setelah serangan semacam itu, dengan alasan bahwa para pelaku dilindungi oleh pembicaraan semacam itu alih-alih menghadapi keadilan.

"Dorongan pemerintah untuk jenis rekonsiliasi suku ini adalah bentuk pelarian dari hukuman," kata el-Sadig Ali Hassan, penjabat ketua Asosiasi Pengacara Darfur. "Para pelaku mendapatkan perlindungan melalui konferensi rekonsiliasi semacam ini dan mereka dapat pergi dan melakukan lebih banyak kejahatan," tambahnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, warga sipil telah melancarkan lebih dari 10 aksi duduk di seluruh Darfur, menuntut perlindungan dari milisi dan agar dapat bertani di tanah yang diambil dari mereka pada tahun-tahun awal perang.

Tetapi beberapa dari mereka diserang, termasuk bulan lalu di Fata Borno, di negara bagian Darfur Utara, ketika kelompok bersenjata menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 14 lainnya.

Lusinan anggota dari apa yang disebut komite perlawanan ini, yang berperan penting dalam protes tahun lalu terhadap al-Bashir, juga telah ditangkap secara sewenang-wenang, menurut Asosiasi Pengacara Darfur, dengan beberapa dilaporkan mengalami penyiksaan.

Halaman: 345Lihat Semua