Menu

Mengerikan, Yunani Diduga dan Diam-diam Meninggalkan Lebih Dari 1.000 Migran di Laut Terbuka

Devi 18 Aug 2020, 09:06
Mengerikan, Yunani Diduga dan Diam-diam Meninggalkan Lebih Dari 1.000 Migran di Laut Terbuka
Mengerikan, Yunani Diduga dan Diam-diam Meninggalkan Lebih Dari 1.000 Migran di Laut Terbuka

RIAU24.COM -  Pemerintah Yunani diduga diam-diam telah meninggalkan lebih dari 1.000 pengungsi di tepi perbatasan Eropa dalam beberapa bulan terakhir.

Para pengungsi itu berlayar ke tepi perairan teritorial Yunani dan dibiarkan mengurus diri mereka sendiri di atas perahu karet dan sering kali dipenuhi rakit penyelamat sejak Maret, menurut laporan dari New York Times.

Setidaknya 1.072 orang telah dikatakan diturunkan di laut oleh pejabat Yunani melalui 31 pengusiran yang ilegal menurut hukum internasional. The Times mengumpulkan informasi ini dari menyusup ke sistem dengan peneliti akademis, Penjaga Pantai Turki, dan kelompok pengawas independen.

“Itu sangat tidak manusiawi. Saya meninggalkan Suriah karena takut akan pemboman - tetapi ketika ini terjadi, saya berharap saya mati akibat letusan bom, "kata Najma al-Khatib, 50 tahun, kepada surat kabar tersebut setelah berbagi pengalamannya saat dibawa pergi bersama 22 orang lainnya, termasuk dua bayi.

Pejabat Yunani membawa mereka dari pusat penahanan di pulau Rhodes saat malam hari dan meninggalkan mereka di atas rakit tanpa motor untuk bertahan hidup di laut lepas. Untungnya, mereka akhirnya diselamatkan oleh Penjaga Pantai Turki.

Sementara Yunani mengandalkan proxy seperti pemerintah Turki dan Libya untuk membantu migrasi maritim, pemerintah Yunani telah mengambil tindakan sendiri belakangan ini, mengikuti informasi dari kelompok pengawas dan peneliti. Para migran dipaksa masuk ke dalam rakit penyelamat yang terkadang bocor dan dibiarkan melayang di perbatasan antara perairan Turki dan Yunani. Yang lainnya ditinggalkan di kapal tanpa motor karena pejabat Yunani akan menonaktifkan mesin mereka.

Meski demikian, negara tersebut membantah melakukan sesuatu yang ilegal. “Otoritas Yunani tidak terlibat dalam kegiatan klandestin. Yunani memiliki rekam jejak yang terbukti dalam hal mengamati hukum, konvensi, dan protokol internasional. Ini termasuk perlakuan terhadap pengungsi dan migran, ”kata Stelios Petsas, juru bicara pemerintah.

Mantan pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, François Crépeau, berkata, “penolakan ini sepenuhnya ilegal dalam semua aspeknya, dalam hukum internasional, dan dalam hukum Eropa. Ini adalah bencana hak asasi manusia dan kemanusiaan. "