Menu

6 Miliarder Dunia Ini Jadi Bukti Bahwa Banyak Harta Bukan Jaminan Dapatkan Kebahagiaan, Begini Faktanya

Siswandi 26 Aug 2020, 10:43
Masa indah Steve Bing saat masih bersama Liz Hurley. Foto: int
Masa indah Steve Bing saat masih bersama Liz Hurley. Foto: int

RIAU24.COM -  Banyak yang menganggap dengan memiliki harga yang berlimpah, seseorang bisa mendapatkan segalanya, termasuk kebahagiaan. Namun bila melihat kisah hidup enam orang miliarder kelas dunia ini, tampaknya anggapan itu meleset jauh. Faktanya, meski memiliki kekayaan melimpah ruah, mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melakukan aksi bunuh diri.

Memang, ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa mereka nekat melakukan perbuatan itu. Ada yang tertekan karena masalah utang, terjerumus narkoba, penyakit yang tak kunjung sembuh, depresi karena ditinggal pacar, hingga tertekan karena terimbas pandemi Corona. 

Dilansir viva, Rabu 26 Agustus 2020, dunia sempat dibuat kaget dengan aksi bunuh diri Steve Bing, miliarder sekaligus pesohor Hollywood. Mantan suami artis sekaligus model Liz Hurley ini ditemukan tewas karena bunuh diri, Senin (22/6/2020) lalu. 

 

Pendiri Shangri-La Entertainment ini nekat lompat dari lantai 27 apartemen mewah miliknya di Santa Monica, Los Angeles, AS. Padahal ia memiliki harta USD590 juta atau setara dengan Rp8,3 triliun.

Ternyata, penyebab aksi nekat Steve Bing itu terhitung tidak berat-berat amat. Seorang sumber menyebutkan, pria 55 tahun itu mengalami depresi karena tak bisa berhubungan dengan orang-orang. Hal itu merupakan buntut merebaknya pandemi virus Corona Covid-19 di AS yang membuat negara itu sempat memberlakukan  lockdown. 

Semasa hidupnya, Steve Bing memang dikenal kerap menghabiskan waktu untuk berpesta di Hollywood. Sehingga ketika pemerintah setempat memberlakukan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, Bing dikabarkan jadi stres sendiri karena tidak bisa melaksanakan kebiasannya, yakni menggelar pesta. 

Mundur beberapa tahun sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan miliarder asal Skotlandia, Scot Young. Ia tewas dengan cara yang benar-benar tragis. Diduga karena depresi akibat perceraian, Scot Young nekat mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. 

Aksi nekat itu dilakukannya pada 8 Desember 2014 lalu. Ketia itu ia melompat lantai empat penthouse miliknya dan berakhir tragis setelah tubuhhnya tertusuk pagar besi. 

Scot Young menjadi miliarder berkat kekayaannya dari bisnis properti. Tetapi, ia mengalami permasalahan. Dimulai dari mantan istrinya, Michele yang menuntut harta gono-gini saat perceraian pada 2006 hingga 400 juta poundsterling (Rp7,6 triliun). Ia juga kehilangan banyak uang setelah menggarap proyek konstruksi Moskow pada tahun 2009.

Yang ketiga adalah apa yang dilakukan orang terkaya di JErman, Adolf Merckle. Ia tewas mengenaskan setelah sengaja menabrakkan badannya ke kereta api yang tengah melaju, pada 5 Januari 2009 silam.

Menurut berbagai sumber, penyebab miliarder ini bunuh diri adalah terlilit utang dalam jumlah besar. Tak hanya itu, Merckle juga dikabarkan menderita kerugian ketika kehilangan uang sebesar 400 juta poundsterling.

Kisah serupa juga terjadi pada miliarder Jerman lainnya, Otto Beishem. Ia mengakhiri hidupnya pada 2013 silam setelah lama menderita penyakit yang tidak diketahui dan tidak dapat disembuhkan.

Dari daratan Asia, kematian miliarder asal China, Xu Ming, juga sempat menyorot perhatian. Xu Ming adalah pemilik Shide Group, sebuah perusahaan properti besar di China, dan juga presiden dari klub sepakbola China, Dalian Shide.

Awalnya, ia didakwa atas kasus penyuapan. Belakangan, ia dikabarkan meninggal dunia saat masih dalam penjara dalam usia muda, 44 tahun. 

Meski tajir melintir, sosoknya di tengah masyarakat China telah berubah menjadi negatif sejak ia terjun ke dunia politik. Xu Ming bahkan disebut-sebut sebagai dalang di balik pemerintahan yang tidak jujur.

Jesse Livermore, dikenal sebagai trader misterius. Sejak usia 14 tahun, ia sudah mulai mengenal pasar saham. Ia bahkan pernah melarikan diri dari rumah hanya dengan berbekal uang sebesar USD5 atau setara Rp73 ribu saat ini.

Ia pun mampu menjadi orang kaya berkat saham. Namun, pada tahun 1929 ketika saham AS jatuh, Livermore menyatakan bangkrut pada 1934. Gara-gara itu, ia dikabarkan mengalami depresi. Jesse kemudian kemudian memilih mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kepalanya sendiri. Benar-benar tragis. ***