Menu

Ajaib, Disangka Sudah Punah Puluhan Tahun Lalu, Anjing Istimewa Ini Ternyata Masih Berkeliaran di Papua

Siswandi 4 Sep 2020, 10:14
Anjing menyanyi yang ditemukan masih berkeliaran di dataran tinggi Papua. Sebelumnya, anjing ini disebut telah punah sejak 50 tahun lalu. Foto: int
Anjing menyanyi yang ditemukan masih berkeliaran di dataran tinggi Papua. Sebelumnya, anjing ini disebut telah punah sejak 50 tahun lalu. Foto: int

RIAU24.COM -  Bila dilihat sekilas, anjing penyanyi atau singing dog, tidak memiliki perbedaan secara fisik, dengan anjing lain yang asli berasal Indonesia. Perbedaannya baru diketahui, setelah mendengar gonggongannya. Soalnya, anjing ini tidak mengeluarkan suara menggonggong seperti anjing lain, melainkan melolong seperti srigala. Lolongannya juga unik, karena mirip dengan nyanyian ikan paus. 

Yang ajaib lagi, anjing jenis ini sempat disebut sudah punah sejak 50 tahun lalu. Namun faktanya, anjing ini ternyata masih hidup. Beberapa gerombolan anjing penyanyi ini diketahui masih berkeliaran di kawasan pegunungan di Provinsi Papua. Tentu saja ini sebuah kabar gembira yang patut disyukuri.

Kepastian tentang telah ditemukannya anjing penyanyi ini, bermula pada tahun 2016 lalu. Ketika itu, peneliti meluncurkan ekspedisi di dataran tinggi Papua. Dalam ekspedisi itu, mereka menemukan populasi anjing leluhur yang masih mengembara di kawasan itu, tepatnya di dataran tinggi dekat tambang PT Freeport. 

Setelah melakukan penelitian panjang dan mendalam, akhirnya dipastikan bahwa anjing liar tersebut adalah anjing menyanyi yang sempat dinyatakan punah. 

Temuan itu kemudian dirilis dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) pada 31 Agustus 2020 kemarin. 

Seperti dituturkan Heidi Parker, staf ilmuwan di National Human Genome Research Institute (NHGRI), yang memimpin analisis sekuens genetik, pihaknya menemukan kesamaan yang mencolok antara anjing liar di Papua dengan data tentang anjing menyanyi.

"Kami menemukan bahwa 'New Guinea Singing Dog' dan anjing liar dataran tinggi memiliki urutan genom yang sangat mirip, lebih dekat satu sama lain dibandingkan dengan canid lain yang dikenal," tulisnya. 

Dilansir detik, Jumat 4 September 2020, Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua sempat menjelaskan tentang anjing bernyanyi dari Papua ini. Ia pun menjelaskan mengapa anjing ini disebut dengan nama anjing bernyanyi.

"Jadi ceritanya, anjing ini oleh beberapa ahli dianggap sebagai anjing paling primitif, yang menetap di dataran tinggi Papua sejak beberapa ribu tahun silam," terangnya. 

Anjing Papua berasal dari jenis yang istimewa, Canis familiaris hallstromi. Anjing Canis familiaris hallstromi tidak menggonggong tetapi bernyanyi, atau lebih tepatnya melolong.

Menurut Hari, anjing Papua itu hanya tersisa beberapa ekor dari jenis yang asli. Itu pun hanya dapat dijumpai di dataran tinggi Papua dengan ketinggian 3.352 mdpl hingga 4.267 mdpl, tepatnya di kawasan Pegunungan Tengah di rangkaian Pegunungan Jayawijaya.

"Anjing Canis familiaris hallstromi pernah dijumpai di Puncak Jaya dengan ketinggian 3.460 hingga 4.400 mdpl, pada tahun 2016," terangnya.

Dengan publikasi ilmiah itu, resmi sudah anjing bernyanyi yang disangka punah, ditemukan lagi di Indonesia. Semoga terjaga kelestariannya. ***