Menu

Yunani Akan Meningkatkan Sistem Militernya di Tengah Ketegangan Dengan Turki

Devi 8 Sep 2020, 08:33
Yunani Akan Meningkatkan Sistem Militernya di Tengah Ketegangan Dengan Turki
Yunani Akan Meningkatkan Sistem Militernya di Tengah Ketegangan Dengan Turki

RIAU24.COM -  Yunani mengatakan akan meningkatkan militernya dengan senjata baru, pasukan, dan pengembangan industri pertahanannya karena ketegangan dengan negara tetangganya Turki telah memicu kekhawatiran akan konflik terbuka antara kedua sekutu NATO itu. Ankara saat ini berhadapan dengan Yunani dan Siprus atas hak eksplorasi minyak dan gas di Mediterania timur. Yunani dan Turki telah mengerahkan angkatan laut dan udara untuk menegaskan klaim mereka yang bersaing di wilayah tersebut.

"Kepemimpinan Turki hampir setiap hari melepaskan ancaman perang dan membuat pernyataan provokatif terhadap Yunani," kata juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas, Senin. "Kami menanggapi dengan kesiapan politik, diplomatik dan operasional, bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi hak kedaulatan kami."

Petsas mengatakan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis akan mengumumkan rincian rencana untuk meningkatkan militer negara tersebut selama pidato keadaan ekonomi tahunannya pada hari Sabtu.

"Kami melakukan kontak dengan negara-negara sahabat untuk memperkuat peralatan angkatan bersenjata kami," kata Petsas. Pekan lalu, Yunani mengumpulkan 2,5 miliar euro ($ 2,96 miliar) dalam lelang obligasi karena negara itu berupaya meningkatkan pengeluaran militer dan mengumpulkan dana untuk bisnis yang terkena pandemi virus corona.

Media Yunani telah melaporkan pembelian mungkin termasuk jet tempur Rafale buatan Prancis dan setidaknya satu fregat Prancis. Petsas mengatakan Mitsotakis akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis di sela-sela pertemuan di negara-negara Mediterania Uni Eropa di Corsica.

Sabtu lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Yunani untuk memasuki pembicaraan tentang sengketa klaim teritorial Mediterania timur atau menghadapi konsekuensinya. "Mereka akan memahami bahasa politik dan diplomasi, atau di lapangan dengan pengalaman menyakitkan," katanya.

Halaman: 12Lihat Semua