Menu

Borok Direksinya Diungkap Ahok, Begini Jawaban Dari Pertamina

Siswandi 16 Sep 2020, 13:29
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Sosok Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat ini kembali jadi sorotan. Hal itu setelah ia mengungkap borok yang ada di tubuh perusahaan, tempat ia memegang jabatan strategis itu. Lalu bagaimana respon manajemen Pertamina? 

"Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif," ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman.

Dilansir cnnindonesia, Rabu 16 September 2020, Fajriyah menambahkan, Pertamina dan beberapa anak perusahaan telah menerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Tak hanya itu, Pertamina juga sudah menjalankan kerjasama dengan KPK dan dengan PPATK sejak 2018. Hal itu merupakan bentuk komitmen perseroan untuk lebih transparan, dan memastikan semua sesuai dengan prosedur.

Menurutnya, pihak manajemen akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan komisaris serta stakeholder terkait agar semua terinfokan dengan baik apa yang sedang dijalankan oleh Pertamina.

Sebelumnya, Ahok mengungkapkan uneg-unegnya terkati sikap jajaran direksi di Pertamina. Ahok merasa kesal, karena dirinya tidak tahu perubahan posisi direksi Pertamina. Pasalnya, dalam melakukan perubahan tersebut, direksi langsung melobi menteri.

"Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujarnya dikutip dari YouTube.

Selain itu, Ahok mempermasalahkan pula soal pencopotan jabatan yang tidak disertai perubahan gaji dari karyawan. Dia memisalkan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina dengan gaji Rp100 juta lebih dicopot.

"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," ujarnya ketika itu. ***