Menu

Harga Sawit di Riau Naik, Ini Faktor Penyebabnya

M. Iqbal 14 Oct 2020, 09:10
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau terjadi kenaikan harga.

Dari segi faktor internal, naiknya harga TBS pada periode seminggu ke depan itu karena terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.

Dirincikannya, untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan harga sebesar Rp. 84,08/kg, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 23,00/Kg, PT. Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp. 231,00/kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 7,43/Kg dari harga minggu lalu, PT.Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 136,00/Kg dari harga minggu lalu. PT. Musim Mas pada minggu ini melakukan penjualan sebesar Rp. 9,468/Kg.

"Sedangkan untuk harga jual kernel, PT. Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp. 45,46/Kg, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 64,00/Kg dari harga minggu lalu dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp 18,45/Kg dari minggu lalu, " ujar Defris kepada Riau24.com, Selasa, 13 Oktober 2020.

Sementara dari faktor eksternal, lanjut Defris, kenaikan harga TBS minggu ini karena harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 3,19% ke level RM 3.004/ton.

"Level RM 3.000 merupakan posisi harga CPO pada bulan Januari awal tahun ini. Ada beberapa faktor yang membuat harga CPO terus mengalami reli dan cenderung kokoh berada di rentang level tertingginya sejak bulan Februari lalu. Memang produksi CPO baru memasuki periode musim produksi puncak di Indonesia dan Malaysia," jelasnya.

Dalam jangka pendek, kata dia, sentimen positif penggerak pasar adalah adanya fenomena pembelian minyak sawit dalam jumlah besar untuk meningkatkan stok di India menjelang perayaan Diwali November nanti.

"Kebijakan stocking China dengan pembelian minyak sawit dalam volume besar juga turut menjadi sentimen pendongkrak harga," tutup Defris.