Menu

Bio Farma : Vaksin COVID-19 Akan Dijual Dengan Harga Rp 200.000 Per Dosis

Devi 14 Oct 2020, 15:32
Bio Farma : Vaksin COVID-19 Akan Dijual Dengan Harga Rp 200.000 Per Dosis
Bio Farma : Vaksin COVID-19 Akan Dijual Dengan Harga Rp 200.000 Per Dosis

RIAU24.COM -  Perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma telah mengkonfirmasi bahwa vaksin COVID-19 akan dijual dengan harga sekitar Rp 200.000 (US $ 13,57) per dosis ketika tersedia.

Presiden Direktur Bio Farma Honesti Basyir mengatakan harga tersebut berdasarkan email baru-baru ini dari Sinovac Biotech, calon produsen vaksin COVID-19 China. Vaksin tersebut sedang dalam uji coba tahap akhir di Indonesia.

“Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menyediakan vaksin COVID-19 yang terjangkau untuk melindungi masyarakat Indonesia,” kata Honesti dalam keterangannya, Selasa.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Sinovac telah membantah laporan bahwa Brasil akan mendapatkan vaksin serupa dengan harga yang jauh lebih rendah yaitu $ 1,96 per dosis. “Harga $ 1,96 per dosis tidak benar, karena biaya pengirimannya sendiri paling sedikit $ 2 per dosis. Sinovac saat ini sedang mencari asal mula laporan ini, ”tambahnya.

Honesti mengatakan, penetapan harga potensi vaksin didasarkan pada besaran investasi yang dilakukan pada uji klinis tahap tiga dan uji efikasi. Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berencana mengunjungi fasilitas Sinovac di Beijing untuk memastikan pengembangan dan produksi vaksin tersebut berdasarkan praktik manufaktur yang baik (GMP).

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) juga berencana mengevaluasi standar kehalalan vaksin.

Pada minggu kedua bulan ini di Bandung, Jawa Barat, uji klinis fase ketiga melibatkan 843 relawan yang menerima suntikan kedua, sementara 449 lainnya dalam tahap pemantauan untuk suntikan kedua. Setidaknya 1.620 relawan dibutuhkan untuk uji klinis. Setiap relawan akan menerima dua suntikan vaksin dalam enam bulan. Tim uji klinis vaksin Sinovac Indonesia mengatakan bahwa tidak ada efek samping setelah sukarelawan menerima suntikan.

Sementara itu, China meningkatkan upayanya dalam "diplomasi vaksin" selama akhir pekan, dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa program vaksin bersama antara Indonesia dan China dapat menjadi fokus hubungan baru antara kedua negara.

Berbicara setelah pertemuan dengan Mengunjungi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Wang mengatakan Indonesia dapat menjadi pusat produksi vaksin untuk Asia Tenggara dalam waktu dekat.

“China bersedia bekerja sama dengan Indonesia dalam penelitian, produksi dan distribusi vaksin, serta mendukung pertukaran departemen terkait dan lembaga medis untuk membantu memastikan akses ke vaksin yang terjangkau di seluruh wilayah dan di seluruh dunia, "kata Wang.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mengatakan vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan di China mungkin siap untuk digunakan oleh masyarakat umum. pada awal November. China memiliki empat vaksin COVID-19 potensial dalam tahap akhir uji klinis. Setidaknya tiga di antaranya memiliki alrea dy telah ditawarkan kepada pekerja penting di bawah program penggunaan darurat yang diluncurkan pada bulan Juli.