Menu

Presiden Jokowi Ingatkan Menteri yang Komunikasi Publiknya Buruk, Gus Ulil: Njenengan Teramat Buruk Malahan

Riki Ariyanto 23 Oct 2020, 08:53
Presiden Jokowi Ingatkan Menteri yang Komunikasi Publiknya Buruk, Gus Ulil: Njenengan Teramat Buruk Malahan (foto/int)
Presiden Jokowi Ingatkan Menteri yang Komunikasi Publiknya Buruk, Gus Ulil: Njenengan Teramat Buruk Malahan (foto/int)

RIAU24.COM -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan menegur menteri-menteri akibat komunikasi publik yang buruk mengenai Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Sebab hingga kini UU Cipta Kerja menuai polemik hingga unjuk rasa penolakan sampai sekarang.

Namun sikap Presiden Jokowi tersebut dikritik cendekiawan muda NU, Ulil Abshar Abdalla. "Pak @jokowi, nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng dan bertemu bebek di sana pada saat buruh dan mahasiwa protes di ibu kota, itu jg komunikasi yg buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya. Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh?" cuit @ulil.

zxc1

Seperti yang diketahui, 5 Oktober lalu unjuk rasa besar-besaran menolak UU Cipta Kerja terjadi di Jakarta. Tetapi Presiden Jokowi waktu yang sama berangkat ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk melihat peternakan bebek, penanaman padi, dan keramba ikan.

Langsung netizen atau warganet berikan komentar. @ganggoro4: "Pak SBY pernah bertemu demonstran gak Mas?"

zxc2

@bahimun: "Mungkin harapannya dengan banyaknya orang Demokrat menyerang Jokowi, partai ini kembali memperoleh dukungan, tidak jadi gurem. Jadi, mari kita bersama para pengurus partai berkata: Katakan Tidak Pada Korupsi!"

@Rusyandi90: "Pak @ulil, nyuwun sewu, seandainya Pak @jokowi harus selalu menemui orang2 yg demo itu, malah nanti ndak kerja kerja yo .. nanti setiap orang yg demo minta dihargai dengan cara ditemui .. ehhh ladalahh."

@HRMalik12: "Yang lebih buruk adalah memprovokasi buruh pelajar dan mahasiswa utk demo dimasa pandemi."

@faturHWMI: "Mending nemuin bebek benaran Gus daripada massa demo yg anarkis sekalipun bukan mereka yg anarkis setidaknya siapa yang mau bikin kacau atas nama buruh."