Menu

Maksud Hati Hendak Luruskan Sikap Pemerintah, Kedubes Prancis Malah Digempur Kecaman Netizen Indonesia

Satria Utama 28 Oct 2020, 16:16
Gerakan boikot produk Prancis kian meluas
Gerakan boikot produk Prancis kian meluas

RIAU24.COM -  Sikap Presiden Prancis yang mendukung pemasangan gambar karikatur Nabi Muhammad SAW membuat marah umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Warganet Indonesia mengecam sikap Pemerintah Prancis sekaligus menggalang aksi boikot produk Prancis.

Melihat sikap warganet tersebut, Kedutaan Prancis mencoba mengklarifikasi sikap pemerintah negara tersebut melalui akun Facebook Kedubes Prancis untuk Indonesia. Tapi boro-boro mendapat simpati, serangan warganet justeru bertambah dahsyat.

Berikut beberapa klarifikasi yang disampaikan Kedubes Prancis di laman media sosialnya :

Mengingat sejumlah komentar terhadap upacara untuk mengenang seorang guru Prancis yang dipenggal di Conflans Sainte-Honorine pada 16 Oktober 2020 lalu, Kedutaan Besar Prancis ingin mengklarifikasi hal-hal berikut ini:

Sejumlah komentar yang ditulis di jejaring sosial memelencengkan posisi yang dipertahankan oleh Prancis demi kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan penolakan ajakan kebencian. Komentar-komentar tersebut menjadikan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Republik pada acara penghormatan nasional kepada Samuel Paty sebagai alat untuk tujuan politik. Padahal pernyataan itu bertujuan mengajak untuk melawan Islamisme radikal (radikalisme) dan perlawanan tersebut dilakukan bersama-sama dengan umat Muslim Prancis, yang merupakan bagian integral dari masyarakat, sejarah dan Republik Prancis.

Dalam strategi melawan separatisme yang dikemukakan oleh Presiden Macron ini, yang menjadi sasaran hanya Islamisme radikal. Semua negara demokrasi, terutama Prancis dan Indonesia, sedang memerangi Islamisme radikal ini, yang menjadi penyebab serangan teroris di wilayah mereka.

Presiden Emmanuel Macron menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada maksud sama sekali untuk menggeneralisir, dan secara tegas membedakan antara mayoritas warga Muslim Prancis dengan minoritas militan, separatis yang memusuhi nilai-nilai Republik Prancis.

Menanggapi klarifikasi Kedubes Prancis itu, warganet Indonesia justeru semakin bertambah marah. Apalagi terkesan Kedubes Prancis semakin memojokkan Islam dan tidak menyinggung soal sikap Presiden Prancis yang mendukung pemasangan karikatur Rasulullah di Balai kota.

"Udahlah, bilang aja , kami minta maaf. tandatangan di atas materai. Majang kartun itu aja udah ketahuan bukan freedom of speech tapi vengence. Sangat tidak bijaksana dan sangat childish. Semoga Allah memburukkan makaroni dan kroninya. Dan semoga kalian hilang ditelan bumi. Aamiin," tulis Shega Zepp.

"Kenapa nggak Gentle aja bilang kalo ngaku salah? kalo misalnya yang dimaksud adalah menyerang kelompok sempalan Islam ya jangan pajang karikatur yang menghina Nabi Muhammad Shalallahu álaihi wa salam," timpal Muhammad Haqy Wijaya.

Alasanmu tidak masuk akal, Kisanak. Kamu memerangi terorisme, tapi melecehkan dan merendahkan nabi kami, manusia paling mulia pilihan Allah, Muhammad shallalahu 'alaihi wasallam," komentar Abu Layla Supry.***