Indonesia Resmi Terjerembab Dalam Resesi, BPS Sebut Ini yang Jadi Biang Keroknya
RIAU24.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2020, yang mengalami minus 3,49 persen.
Hal ini sekaligus menandakan Indonesia resmi mengalami resesi pada tahun ini. Sebelumnya, selama dua kuartal beruntun ekonomi Indonesia juga tumbuh dalam kondisi minus.
Dilansir sindonews, Kamis 5 November 2020, pada kuartal II, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 5,32 persen.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, salah satu penyebab kondisi ini terjadi adalah akibat masih rendahnya konsumsi rumah tangga. Di mana pada kuartal ketiga ini, konsumsi rumah tangga masih minus 4,04%.
Hal ini sekaligus menunjukkan daya beli masyarakat yang lesu di tengah pandemi.
"Konsumsi rumah tangga, pada kuartal III-2020 secara year on year memang masih terkontraksi 4,04 persen tapi tidak sedalam kuartal II minus 5,52 persen," terangnya dalam video virtual.
Lebih lanjut Suhariyanto menuturkan, ada banyak indikator yang mencerminkan lemahnya pengeluaran rumah tangga. Mulai dari penjualan pakaian hingga bahan bakar yang mengalami penurunan.
"Industri tekstil dan pakaian jadi kontraksi 9,32 persen. Tetapi arahnya kontraksinya tidak dalam, untuk itu industri pengolahan secara keseluruhan terkontraksi 4,31 persen yang tidak sedalam pada kuartal kedua," katanya
Indikator lainnya adalah turunnya jumlah penumpang transportasi umum, baik di darat, laut, maupun udara. Begitu pula tingkat hunian kamar hotel yang sepi.
Selain itu, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada kuartal III 2020, juga ikut berpengaruh mendukungnya terjadinya resesi.
Data BPS menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara pada kuartal ketiga berjumlah 474,62 ribu. Angka itu mengalami penurunan yang begitu drastis hingga mencapai 89,18 persen dibanding periode sama pada tahun 2019.
Namun demikian, BPS mencatat masih ada indikator lainnya yang menunjukkan adanya pertumbuhan. Di antaranya sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga yang naik 1,82%. Begitu juga konsumsi listrik yang ikut mengalami kenaikan. ***