Menu

Kenalkan, Ini Namanya Ikan Setan, Hidupnya di Air yang Mendidih, Wuih..

Siswandi 10 Nov 2020, 09:21
Ikan mungil ini hidup dalam air yang bersuhu tinggi.  Foto: int
Ikan mungil ini hidup dalam air yang bersuhu tinggi. Foto: int

RIAU24.COM -  Biasanya, seekor ikan hidup di air yang bersuhu dingin. Namun pakem ini ternyata tak berlaku bagi Pupfish Devils Holes. Ikan ini justru hidup dalam air bersuhu tinggi, yakni sekitar 92 derajat celcius atau air yang nyaris mendidih.

Ikan berpostur mungil ini hidup di Death Valley, sebuah taman nasional terkering, terpanas dan terendah di Amerika Serikat.

Karena hidupnya yang tak kazim itu, ikan ini memiliki nama latin Cyprinodon diabolis masuk dalam golongan hewan langka. 

Dilansir detik dari situs resminya,  Selasa 10 November 2020, nama pupfish diberikan karena tingkah ikan ini jenaka seperti anak anjing. Tubuhnya juga mini, yang dewasa saja hanya berukuran 35 mm. Ikan ini tidak agresif dan tidak memiliki sirip perut.

Sedangkan nama Devils Hole alias lubang setan,  diambil dari tempat hidupnya. Devils Hole adalah oasis yang berada di dalam areal Death Valley.

Oasis ini begitu unik, karena airnya sangat panas, mendekati mendidih yaitu 92 derajat celsiuc.

Entah kenapa ikan Pupfish Devils Hole sanggup untuk hidup di sana. Wih!

Karena habitatnya yang begitu spesial, ikan ini tak bisa dikembangbiakkan di luar dari Devils Hole. Keadaan ini sempat membuat peneliti bingung.

Menurut studi terbaru, spesies Pupfish Devils Hole pertama ada di sana sekitar 10.000-20.000 tahun lalu.


Para peneliti menduga spesies pertama terjebak dalam Devils Hole ketika terjadi periode basah muncul yaitu danau dan sungai berkumpul di gurun. Hipotesisnya ikan-ikan ini secara tidak sengaja terbawa ke sana laku beradaptasi dengan lingkungannya. 

Di tengah tempat hidup yang ekstrem, Pupfish Devils Hole menunjukkan ketahanan mereka yang telah memungkinkan untuk bertahan hidup selama ribuan tahun," kata Brandon Senger, ahli Biologi Perikanan Pengawas untuk Nevada Departemen of Wildlife (NDOW).

Populasi ikan ini juga sempat mengalami fase mengkhawatirkan. Di mana pada tahun tahun 2006, 2007 dan 2013 sempat hanya tinggal 40 ekor.

Melalui berbagai upaya,  pelestarian terus diupayakan. Hasilnya,  pada tahun 2019 diketahui spesies ini berjumlah 136 ekor.  ***

"