Menu

Sesditjen PDASHL KLHK Tinjau Pelaksanaan PKPM di Bengkalis

Siswandi 16 Nov 2020, 12:06
Sesditjen PDASHL KLHK Ir. Dyah Murtiningsih ikut menanam bibit mangrove saat berkunjung ke Bengkakis. Foto: ist
Sesditjen PDASHL KLHK Ir. Dyah Murtiningsih ikut menanam bibit mangrove saat berkunjung ke Bengkakis. Foto: ist

RIAU24.COM -  Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di Provinsi Riau, terus berjalan dengan baik. Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Daerah Alirah Sungai dan Hutan Lindung  Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PDASHL KLHK), Ir. Dyah Murtiningsih, akhir pekan lalu meninjau langsung pelaksanaan PKPM di Desa Pakning Asal Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, Riau.

Pelaksanaan PKPM di Provinsi Riau dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASH) Indragiri Rokan, dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat. Adapun lokasi yang dikunjungi Sesditjen KLHK, merupakan lokasi PKPM yang dilaksanakan oleh Kelompok Mangrove Sepakat Desa Pakning Asal Kecamatan Bukit Batu.

''Semoga kualitas bibit dijaga dengan baik, bibit dipelihara dan dirawat agar mangrove bisa tumbuh membesar dengan sehat. Untuk bibit yang mengalami kerusakan atau terhambat pertumbuhannya setelah ditanam, harus segera disulam dengan bibit yang baru,'' pesan Dyah Murtiningsih,  dakam rilis tang diterima redaksi, Senin 16 November 2020.

Ia pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerjasama kelompok Mangrove Sepakat di Kecamatan Bukit Batu, atas keterlibatannya dalam program PKPM yang juga menjadi andalan pemerintah dalam mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi.

''Mudah-mudahan dari apa yang ditanam hari ini, beberapa tahun akan datang menjadi eko wisata mangrove bagi masyarakat setempat,'' kata Dyah.

PKPM Mangrove 2020 di Provinsi Riau, dilaksanakan dengan luas mencapai 692 ribu ha. Lokasi kegiatan tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Kab.Siak (8 ha), Kabupaten Bengkalis (319 ha), Kab. Kepulauan Meranti (55 ha), dan Kab. Inhil (285 ha).

KLHK telah memperluas cakupan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) seluas 15.000 ha di 34 provinsi. PKM merupakan kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir, dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Penanaman mangrove tahun 2020 ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (Pokmas), dan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitungkan dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.

Melalui kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

Dalam kunjungan kerjanya ke Bengkalis, Sesditjen KLHK didampingi

Kepala Balai BPDASHL Indragiri Rokan Ir. Tri Esti Indrarwati, M.Si, Kasubdit Pengendalian Peredaran Perbenihan Nurul Iftitah, S.Hut, M.Si, Kasubdit Reboisasi Ir. Setyo Yuwono, M.Si, Kepala Seksi RHL Desmantoro, S.Hut,M.Si, dan Kepala Seksi Evaluasi Sigit Budi Nugroho, S.Si, M.Sc.

Rombongan Ditjen PDASHL disambut oleh Camat Siak Kecil M. Fadlul Wajdi, Perwakilan Camat Bukit Batu, Perwakilan Kepala Desa Pakning Asal Rozilah, Ketua Kelompok Mangrove Sepakat Erwin Syah Putra dan seluruh anggota.

Ketua Kelompok Mangrove Sepakat, mengatakan pihaknya sangat terbantu dengan adanya PKPM. Pihaknya melaksanakan penanaman PKPM sebanyak 19.800 bibit dengan jumlah lahan seluas 6 hektar.

“Kami berterimakasih kepada jajaran Direktorat Jendral PDASHL, BPDASHL Indragiri Rokan dan Kementrian LHK RI atas bantuan program PEN PKPM ini, sebab benar –benar menyentuh dan bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat kususnya petani mangrove yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Bengkalis dan provinsi Riau umumnya,'' katanya.

Ia menambahkan bahwa PKPM yang dilaksanakan ini sangat berperan untuk menjaga lingkungan ekosistim bibir pantai agar terhindar dari abrasi. ''Harapannya semoga program seperti ini dapat berlanjut di masa yang akan datang,'' tutupnya. ***