Charta Sebut Efek Jokowi di Kemenangan Bobby dan Gibran
RIAU24.COM - Peneliti Charta Politika Indonesia Ardha Ranadireksa menilai perolehan suara terbanyak sementara berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count yang terjadi di Kota Medan dan Kota Solo tak lain terjadi karena 'bayang' Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam Pilkada Serentak 2020 ini, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wali kota Solo. Sementara menantu Jokowi, Bobby Nasution, maju sebagai calon wali kota Medan.
"Unggul suara Bobby salah satunya terjadi karena popularitas sudah tidak jadi problem utama. Bobby dengan segala pro-kontranya seperti tudingan dinasti politik, tapi segi itu malah menaikkan sosialisasi dan memberikan pengenalan dia kepada masyarakat," kata Ardha dikutip dari CNNIndonesia. Rabu 9 Desember 2020.
Ardha pun memaparkan syarat paslon mendapatkan kemenangan ada tiga faktor, yakni popularitas, tingkat kesukaan masyarakat, dan elektabilitas. Dalam kasus Pilkada Kota Medan, elektabilitas Bobby mulai merangkak naik usai beberapa kebijakan Akhyar selama menjabat sebagai wali kota dinilai belum mampu memenuhi ekspektasi publik.
"Dari beberapa survei Charta Politika, memang Akhyar Nasution kinerjanya tidak dinilai bagus, artinya setengah-setengah. Sangat disayangkan dalam menuju hari-H, terjadi banjir di Medan saya pikir itu punya andil elektabilitas angka kecewa dengan Akhyar," jelasnya.
Pasangan Bobby-Aulia memperoleh 55,29 persen, sementara Akhyar-Salman mengantongi 44,71 persen.