Menu

Meksiko Jadi Negara Paling Berbahaya Bagi Jurnalis, Ratusan Reporter Meninggal Sejak Tahun 2000

Devi 23 Dec 2020, 13:55
Meksiko Jadi Negara Paling Berbahaya Bagi Jurnalis, Ratusan Reporter Meninggal Sejak Tahun 2000 (foto : batamnews)
Meksiko Jadi Negara Paling Berbahaya Bagi Jurnalis, Ratusan Reporter Meninggal Sejak Tahun 2000 (foto : batamnews)

RIAU24.COM -  Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mencatat bahwa setidaknya 119 jurnalis dilaporkan telah dibunuh di Meksiko. Sedangkan pada tahun 2020 tercatat 30 wartawan yang meninggal saat bertugas.

Dari 30 jurnalis yang tewas, 21 di antaranya merupakan korban balas dendam. Meluncurkan Channel News Asia, hari ini 23 Desember, saat ini CPJ masih menyelidiki kematian 15 jurnalis. Upaya tersebut dilakukan untuk mengetahui motif pembunuhan para jurnalis tersebut.

"Fakta bahwa pembunuhan sedang meningkat dan jumlah jurnalis yang dipenjara di seluruh dunia mencapai tingkat rekor. Ini adalah demonstrasi yang jelas bahwa kebebasan pers berada di bawah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah pandemi global, di mana informasi sangat penting," kata Direktur Eksekutif CPJ. , Joel Simon.

"Mengerikan bahwa pembunuhan jurnalis meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu, dan eskalasi ini merupakan kegagalan komunitas internasional untuk menghadapi momok impunitas," kata Simon.

Pada tahun 2017 seorang jurnalis bernama Miroslava Breach dibunuh secara brutal di negara bagian Chihuahua, Meksiko. Dia dibunuh karena melaporkan anggota geng lokal dan hubungan mereka dengan politisi. Minggu ini, mantan gubernur Chihuahua Hugo Amed Schulz ditangkap karena bekerja sama dalam pembunuhan Miroslova.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka kematian jurnalis memang mengalami penurunan ke level terendah sejak tahun 2000. Hal ini disebabkan pemberlakuan pembatasan perjalanan terkait pandemi COVID-19. Tapi tetap saja, masalahnya tidak bisa diabaikan.