Menu

Ikhlas Sebagai Takmir Masjid dan Semangat Mewujudkan Cita Jadi Sarjana

Riki Ariyanto 7 Jan 2021, 11:47
Ikhlas Sebagai Takmir Masjid dan Semangat Mewujudkan Cita Jadi Sarjana (foto/int)
Ikhlas Sebagai Takmir Masjid dan Semangat Mewujudkan Cita Jadi Sarjana (foto/int)

RIAU24.COM - Menjadi takmir masjid adalah pilihan Al Ikhlas (23) sejak ia memutuskan kuliah di jurusan Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau empat tahun lalu. Pilihan itu ia ambil agar ia tetap bisa mengabdi untuk agama, masyarakat, sekaligus berkuliah.

Mahasiswa semester akhir itu datang dari Kabupaten Kampar, sekitar 85 kilometer dari kampusnya yang ada di Kota Pekanbaru. Selama di perantauan, ia memilih tinggal di masjid sekaligus membersihkan, azan, hingga menjadi imam. Masjid tempat Ikhlas mengabdi ada di salah satu perumahan yang berjarak 20 menit dari kampusnya. “Waktu SMP dan SMA juga di pesantren, jadi terbiasa mengurus masjid, dulu mengajar ngaji juga,” cerita Ikhlas saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).

Selain menjadi takmir, sebelum pandemi, Ikhlas juga bekerja sebagai tenaga terapis di biro psikologi dan guru pendamping anak-anak autis di salah satu TK swasta. Semenjak pandemi, pekerjaan itu tidak lagi ia jalani, salah satunya karena TK tidak lagi menjalankan kegiatan belajar tatap muka.

Pandemi bukan saja menghentikan Ikhlas dari pekerjaannya. Ia juga kesulitan mencari buku referensi untuk skripsi karena kunjungan dibatasi. Di satu sisi, ia pun harus melakukan penelitian untuk skripsinya.

Ikhlas bersyukur, ia kerap menerima dukungan dari para jemaah masjid tempatnya menjadi takmir. Pemasukan itu ia tabung untuk membayar uang semester sebesar Rp1,65 juta dan makan sehari-hari. Penghasilan itu, mau tidak mau harus ia cukupkan.

Ikhlas pernah menjajal sejumlah beasiswa, salah satunya beasiswa dari dana bantuan sosial untuk mahasiswa prasejahtera. Namun, beasiswa itu hanya bersifat sementara. Hingga di semester akhir kini, Ikhlas secara mandiri membiayai kuliah. “Tidak mungkin minta ke orang tua, jadi saya usaha sendiri sampai lulus,” katanya.

Selain mengabdi di masjid, Ikhlas juga bergabung dengan organisasi di kampus, salah satunya himpunan mahasiswa jurusan. Di luar kampus, ia pun menjadi relawan Masyarakat Relawan Indonesia Pekanbaru dan tim tanggap darurat Aksi Cepat Tanggap Riau. Walaupun masih mahasiswa dan harus berjuang demi pendidikannya, Ikhlas berprinsip harus bermanfaat untuk orang lain dengan berbagai cara.