Menu

Di Tengah Pengungsian, Masyarakat Korban Gempa di Sulbar Masih Dihantui Isu Menakutkan Tentang Tsunami, Begini Akibatnya

Siswandi 18 Jan 2021, 16:48
Kendaraan warga yang rusak berat akibat tertimpa reruntuhan bangunan, saat gempa melanda Sulbar pada pekan kemarin. Foto: int
Kendaraan warga yang rusak berat akibat tertimpa reruntuhan bangunan, saat gempa melanda Sulbar pada pekan kemarin. Foto: int

RIAU24.COM -  Hingga saat ini, ribuan masyarakat Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi korban gempa, masih berada di tempat pengungsian. Ternyata hingga saat ini, kebanyakan mereka masih dibuat resah dengan beredarnya isu tentang bakal terjadinya tsunami. Akibatnya, aktivitas masyarakat di daerah itu hingga saat ini belum juga kembali normal, khususnya di sektor ekonomi. 

Hal itu diungkapkan Karo Ops Polda Sulbar, Kombes Helmi, dalam konferensi pers yang disiarkan lewat Channel YouTube BNPB Indonesia, Senin 18 Januari 2021. Pihaknya berharap, informasi itu diluruskan agar tidak menimbulkan keresahan di tengah warga khususnya para pengungsi. 

Dikatakan, hingga hari ketiga pasca gempa, yakni pada Minggu (17/1/2021) kemarin, aktivitas perekenomian di Sulbar belum juga berjalan. Kondisi ini akan menimbulkan persoalan tersendiri, sebab masyarakat memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi setiap hari.

"Kalau sehari dua hari masih bisa bertahan, kalau lebih dari tiga hari tentu akan jadi persoalan," ujarnya, dilansir detik. 

Helmi lalu memberi catatan banyak warga termakan isu. Dia berharap data BMKG bisa disosialisasikan ke masyarakat untuk meluruskan informasi-informasi yang berlebihan dan memperbaiki informasi yang salah guna menepis kekhawatiran berlebihan warga.

"Pengungsi-pengungsi yang ada itu kebanyakan mereka bukan karena kondisi rumah hancur, karena dibayangi khawatir banyak tsunami, gempa kekuatan lebih timbulkan tsunami itu sebetulnya. Jadi terpaksa ngungsi karena kekhawatiran itu," ujarnya.

Sejauh ini, Kapolda Sulbar telah mengupayakan dan menyampaikan agar pengusaha ritel di Sulbar segera kembali memulai aktivitasnya. Hari ini, ada dua minimarket yang sudah beroperasi dengan dijaga 8 personel polisi di masing-masing minimarket.

"Harapan kami dengan operasional unit-unit toko ini bisa bantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemarin-kemarin ada info ada pencegatan segala macam, mungkin di awal-awal dimaklumi ada desakan kebutuhan hidup di masyarakat, ini kita tak biarkan begitu saja, langkah yang diambil termasuk di posko ini adalah bagaimana distribusi bantuan logistik, kepada mereka yang membutuhkan," ujarnya lagi.

Sebelumnya, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan hingga hari ini tercatat ada 31 kejadian gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar). Secara umum, tren gempa susulan di Sulbar sudah menurun.

"Trennya sudah jarang sekali. Harapan kami tak berlangsung sama. Ini berbeda dengan di Palu, karena waktu itu percepatan pergerakan (Sesar) Palu Koro dengan Mamuju ini berbeda," terangnya, dalam jumpa pers online yang disiarkan YouTube BNPB hari ini. 

Menurutnya, dalam kondisi bencana, masyarakat butuh mendapatkan informasi kredibel untuk menghadang berita bohong (hoax). Sehingga masyarakat tidak terpengaruh hoax sehingga membuat mereka panik.

"Dalam beberapa hari ke depan, gempa susulan masih akan terjadi. Harapan kami tak ada gempa merusak," harapnya. ***