Menu

Bank Pertama di Indonesia itu Bukan BI atau BNI 46, Tapi ini

Azhar 15 Feb 2021, 09:45
Kantor utama De Javasche Bank di Batavia. Foto: asuransibank.com
Kantor utama De Javasche Bank di Batavia. Foto: asuransibank.com

RIAU24.COM -   Ada yang lebih awal dari pendirian Bank Indonesia (BI) dan BNI 46 yang orang awam kenal.

Bank tersebut bernama Bank Courant en Bank Van Leening milik kerajaan Belanda dikutip dari bi.go.id, Senin, 15 Februari 2021.

Jika BI yang pernah bernama De Javasche Bank didirikan tahun 1828, atau BNI 46 tahun 1946, Bank Courant en Bank Van Leening didirikan tahun 1746.

Diawal pendirinannya, bank ini difungsikan untuk menunjang kegiatan perdagangan kolonial.

Serta memiliki tugas untuk memberikan pinjaman dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya.

​Barulah pada tahun 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening.

Bank diberi mandat untuk memberikan pinjaman kepada pegawai VOC agar mereka dapat menempatkan dan memutarkan uang mereka pada lembaga ini.

Tentu dilakukan dengan iming-iming imbalan bunga​.​

Lantaran diterpa krisis keuangan, Hindia Belada kala itu secara resmi menutup bank ini pada 1818. Penggantinya, De Javasche Bank (DJB) atau Bank Indonesia.

Dalam pendiriannya, pemerintah Kerajaan Belanda memberikan octrooi atau hak-hak istimewa kepada DJB untuk bertindak sebagai bank sirkulasi. Membuatnya menyandang gelar sebagai bank sirkulasi pertama di Asia.

Sebagai bank sirkulasi, DJB memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda.

​Octrooi secara periodik diperpanjang setiap 10 tahun sekali. Secara keseluruhan, DJB telah melalukan tujuh kali masa perpanjangan octrooi.