Menu

Hati-hati, Kenakan Bra Seperti Ini Bisa Picu Asam Lambung, Ini Cara Mengatasinya

M. Iqbal 1 Mar 2021, 09:27
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Bagi kaum hawa, pemakaian bra yang terlalu longgar dapat membuat bra tidak menopang payudara dengan baik. Namun, menggunakan bra yang terlalu ketat sudah pasti membuat rasa sakit dan membatasi pergerakan.

Dilansir dari Detik.com, perempuan yang menggunakan bra terlalu ketat umunya mengalami kesulitan saat bernafas dan nyeri pada tubuh bagian atas.

Ditambah lagi, tubuh perempuan memiliki beragam bentuk, baik bentuk pundak, tulang rusuk, dan payudara. Maka itu, ukuran bra, baik tali pengaitnya hingga ukuran cup juga berbeda-beda.

Berikut dua cara mengetahui kalau bra benar-benar ketat:

1. Megalami gangguan kulit

Dikutip dari Healthline.com, bra yang terlalu ketat menyebabkan kulit menjadi iritasi dan lecet. Masalah kulit yang dapat terjadi adalah peradangan kulit, gatal-gatal, dan milaria (ruam panas).

Ketika memakai pakaian ketat, seringkali refleks untuk menggaruk bagian yang gatal sehingga menyebabkan peradangan pada folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut.

Heather Downes, seorang dermatologis juga mengatakan, "bakteri dan/atau jamur di permukaan kulit bisa lebih mudah menembus ke dalam folikel rambut sehingga menyebabkan infeksi."

2. Mengalami asam lambung atau GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) menimbulkan rasa terbakar di dada. Hal itu terjadi Ketika asam lambung didorong dari perut ke kerongkongan. Downess mengatakan bahwa penggunakan pakaian yang ketat dapat memicu terjadinya GERD. Hal ini juga berlaku pada bra.

Setelah mengetahui bra yang dipakai terlalu ketat, begini cara melonggarkan bra yang terlalu ketat, dikutip dari Healthline:

1. Naikkan satu tingkat ukuran: lihat apakah itu memberikan ruang bernapas yang baik.

2. Menyesuaikan diameter bra dengan tulang rusuk: mayoritas penyangga bra berasal dari bagian tersebut, bukan cup ataupun tali pada pundak.

3. Menggunakan berbagai ukuran: ukuran bra bisa mengalami fluktuasi yang disebabkan kondisi hormonal, usia, dan kehamilan.