Menu

Terinfeksi COVID-19, Pria Ini Mengalami Ereksi Menyakitkan Selama 3 Jam

Devi 9 Mar 2021, 08:53
Ilustrasi ( Foto : FreeNewsToday)
Ilustrasi ( Foto : FreeNewsToday)

RIAU24.COM -  Komplikasi langka dari virus korona tampaknya memberikan ereksi berkepanjangan dan menyakitkan.

Hal ini terjadi kepada seorang korban COVID-19 di AS. Ia mengalami priapisme (ereksi jangka panjang). Menurut dokter, COVID-19 menyebabkan darah menggumpal di penisnya, sehingga membuat ia mengalami ereksi yang menyakitkan.

Pada Agustus 2020, seorang pria berusia 69 tahun yang obesitas dirawat di Dayton, Rumah Sakit Miami Valley di Ohio dengan kasus virus korona yang parah.

Pria anonim tersebut akhirnya meninggal karena komplikasi lain dari virus tersebut, yakni mengalami sesak napas yang parah, pembengkakan, dan penumpukan cairan di paru-parunya. Petugas medis membiusnya sebelum menempatkannya di ventilator, tetapi kondisinya terus memburuk.

Setelah 10 hari, paru-parunya mulai rusak, dan pria itu ditidurkan dalam kondisi terbalik- teknik darurat yang digunakan untuk membantu udara bergerak lebih baik ke seluruh tubuhnya. Setelah 12 jam, ketika petugas medis mengembalikan posisinya, perawat memperhatikan bahwa penisnya mengalami ereksi.

Setelah tiga jam, para perawat tidak dapat memperbaiki situasi tersebut meski telah menggunakan kantong es.

Akhirnya para petugas medis menguras darah penis pria itu dengan jarum, berhasil memperbaiki serangan priapisme. Pria itu tidak sadarkan diri.

"Priapisme tidak terulang kembali," tulis tiga dokter rumah sakit di Miami Valley dalam sebuah laporan tentang pasien di American Journal of Emergency Medicine. Namun, paru-parunya tidak kunjung sembuh, dan pasien akhirnya meninggal di ICU.

Para ahli medis mengatakan gejala tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh reaksi berlebihan kekebalan yang disebut "badai sitokin", dan masuk akal sebagai efek samping COVID, yang diketahui menyebabkan pembekuan darah. Dokter yang tidak berafiliasi mengatakan bahwa priapisme masih merupakan manifestasi penyakit yang "menarik".

"Kami belum melihat kasus priapisme terkait COVID seperti ini, dan kami telah menangani lebih banyak pasien COVID daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi COVID yang jarang tetapi dapat dijelaskan," konsultan ahli bedah urologi Dr. Richard Viney dari Queen Elizabeth Hospital di Birmingham mengatakan kepada Daily Mail.

"Pada pasien ini, ia memiliki priapisme aliran rendah yang pasti cocok dengan mikroemboli (gumpalan kecil terbentuk di pembuluh darah yang lebih kecil) dan ini adalah salah satu komplikasi COVID yang kita lihat di banyak sistem organ lain."

Pada bulan Juni, sebuah studi terpisah yang juga diterbitkan dalam American Journal of Emergency Medicine melaporkan situasi serupa: Seorang pria berusia 62 tahun yang tertular virus corona mengalami ereksi empat jam yang tahan kompres es yang juga perlu dikeringkan dengan jarum. dan diyakini disebabkan oleh penggumpalan darah. Sebelum tertular penyakit baru, pria tersebut tidak memiliki riwayat penggumpalan darah.