Menu

Keras! Pemimpin Kelompok Houthi Yaman Dukung Iran Cuekin Amerika dan Terus Lakukan Pengayaan Uranium

Satria Utama 6 Apr 2021, 04:37
Pemimpin Houthi Yaman Muhammad Ali Al-Houthi. Foto/wikipedia
Pemimpin Houthi Yaman Muhammad Ali Al-Houthi. Foto/wikipedia

RIAU24.COM -  SANAA - Pemimpin Houthi Yaman Muhammad Ali Al-Houthi mendukung langkah Iran terus melakuka pengayaan uranium. Dia juga melarang Iran menghentikan proyek itu sebelum para pihak dalam perjanjian nuklir 2015 kembali ke kesepakatan itu.

"Kalau Iran menerima menghentikan pengayaan (uranium) sebelum (pihak lain) mengimplementasikan perjanjian, itu akan mengulangi kesalahan dari perjanjian sebelumnya, yang tidak dilaksanakan meskipun ada jaminan, dan negosiasi akan dikaitkan dengan program rudal (Iran) kemudian," tweet Al-Houthi di Twitter.

"Dasar dari setiap perjanjian adalah implementasi praktis, bukan hanya dialog dan tanda tangan, seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya dengan perjanjian mereka termasuk Perjanjian Stockholm, yang mereka tolak untuk diterapkan," papar dia seperti dilansir Sindonews.

Sebelumnya, Kepala Organisasi Tenaga Atom Iran (Atomic Energy Organization of Iran/AEOI) menyampaikan bahwa Iran telah memproduksi 50 kilogram (kg) uranium yang diperkaya 20 persen, seperti dilaporkan Press TV pada Sabtu (3/4).

Proses pengayaan uranium 20 persen itu diluncurkan sebagai bagian dari Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi (Strategic Action Plan to Counter Sanctions) Iran, yang telah disetujui parlemen pada Desember 2020.

Menurut rancangan undang-undang (RUU) parlemen, AEOI harus memproduksi 120 kg uranium yang diperkaya 20 persen dalam kurun waktu setahun pascapenerapan rencana aksi yang dimulai pada 4 Januari tersebut, tutur Ali-Akbar Salehi.

Pada 2018, Amerika Serikat (AS) secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi yang sebelumnya dicabut berdasarkan kesepakatan itu.

Iran, setelah menunggu lebih dari setahun, menanggapi dengan melanjutkan pengayaan uraniumnya.

Teheran meminta AS mengambil langkah terlebih dulu dengan mencabut berbagai sanksi yang diterapkan kembali oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Sebaliknya, Washington meminta Iran terlebih dulu menghentikan pengayaan uranium agar AS dapat kembali dalam perundingan nuklir. Hingga saat ini belum ada titik temu antara AS dan Iran terkait kesepakatan nuklir Iran.***