Menu

Terjebak Selama Berjam-jam di Reruntuhan Rumahnya, Gadis Gaza Tak Mau Makan dan Minum, Alami Syok Berat tapi Tak Bisa Dirawat

Amerita 19 May 2021, 13:49
AP
AP

RIAU24.COM -  Dilansir dari AP, Suzy Ishkonanta, seorang bocah Paletsina, hampir tidak bisa berbicara atau makan. Sudah dua hari sejak gadis berusia 7 tahun itu ditarik dari puing-puing yang dulunya adalah rumah keluarganya.

Rumah itu hancur berkat rentetan serangan udara Israel. Suzy menghabiskan berjam-jam terkubur di reruntuhan, di sana pula ibu dan saudaranya meninggal.
zxc1

Anak-anak menjadi korban trauma ekstensif dalam pemboman Israel di Jalur Gaza. Bagi sebagian orang, itu adalah trauma yang mereka lihat berulang kali sepanjang hidup mereka yang singkat.

Ini adalah keempat kalinya dalam 12 tahun Israel dan penguasa Hamas di Gaza berperang. Setidaknya 63 anak termasuk di antara 217 warga Palestina yang telah tewas di Gaza sejak konflik terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada 10 Mei.

Israel mengatakan pihaknya melakukan segala cara untuk mencegah korban sipil, termasuk mengeluarkan peringatan bagi orang-orang untuk mengevakuasi bangunan yang akan diserang. Ketika Hamas telah menembakkan ratusan roket ke Israel, sebagian besar dicegat oleh pertahanan anti-rudal, militer Israel telah menggempur ratusan tempat di Gaza, di mana sekitar 2 juta orang tinggal terjepit ke dalam tatanan perkotaan yang ketat.

zxc2
Keluarga Ishkontana dimakamkan di bawah reruntuhan rumah mereka. Riad Ishkontana, ayah Suzy, menceritakan kepada The Associated Press bagaimana ia terjepit di bawah sebongkah beton selama berjam-jam.

“Saya mendengarkan suara mereka di bawah reruntuhan. Saya mendengar Dana dan Zain memanggil, 'Ayah! Ayah! 'Sebelum suara mereka memudar dan kemudian saya menyadari mereka telah meninggal," ujar Riad.

Dr. Zuhair Al-Jaro, seorang dokter anak mengatakan bahwa meskipun dia hanya mengalami memar, Ishkonanta sedang berada dalam trauma syok yang parah, sementara rumah sakit tak bisa memberinya perawatan psikologis yang dibutuhkan karena pertempuran yang sedang berlangsung.

Ketika ditanya ingin menjadi apa ketika dia besar nanti, dia diam dan berpaling. Saat ayahnya mulai menjawab dan mengatakan dia ingin menjadi seorang dokter, gadis itu mulai terisak-isak dengan keras.