Menu

Kasihan, Orang Afghanistan yang Melarikan diri Dipaksa Membayar Uang Jutaan Rupiah Hanya Untuk Sebotol Air Minum dan Sepiring Nasi di Bandara Kabul

Devi 27 Aug 2021, 08:45
Foto : IndiaTimes.com
Foto : IndiaTimes.com

RIAU24.COM - Makanan dan air adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan semua manusia untuk bertahan hidup. Dan adalah hak setiap orang untuk menjalani kehidupan di mana mereka tidak pernah harus kelaparan atau mati kehausan. Namun, imperialisme dalam hubungannya dengan perang buatan manusia membuat manusia yang tidak bersalah menderita.

Situasi saat ini di Afghanistan sangat memprihatinkan karena organisasi militan Taliban telah mengambil alih negara tersebut untuk kedua kalinya. Warga Afghanistan berusaha melarikan diri dari negara itu untuk menghindari hidup di bawah kelompok radikal yang mempraktikkan Hukum Syariah yang ketat. 

Sementara beberapa berhasil melarikan diri, yang lain mencoba pergi ke bandara Kabul untuk meninggalkan negara itu. Namun, situasi di bandara kacau dan orang-orang berjuang untuk bisa melarikan diri.

Lebih buruk lagi, seorang pria Afghanistan mengungkapkan kepada Reuters bahwa harga air dan makanan di bandara Kabul sangat tinggi.

"Afghan Fazl-ur-Rehman mengatakan makanan dan air dijual dengan harga selangit di bandara Kabul. 'Satu botol air dijual seharga Rp 580 ribu dan sepiring nasi seharga Rp 1,5 juta, dan harus melakukan pembayaran dengan Dollar, bukan Afghan (mata uang Afghanistan). Ini adalah harga yang tak bisa dibayar oleh orang-orang biasa.'" seperti dikutip Riau24.com dari tweet Reuters

Ini adalah contoh nyata bagaimana orang dieksploitasi tidak hanya untuk uang tetapi juga untuk hidup mereka. Selama masa sulit ketika negara berada dalam kondisi putus asa, kenaikan harga bahan pokok tidak hanya tidak adil tetapi juga sangat tidak manusiawi. 

Negara-negara Barat telah memperingatkan warganya untuk segera meningalkan bandara Kabul, karena ancaman teroris, ketika ribuan orang berusaha mencapai jumlah penerbangan evakuasi yang semakin berkurang. Hampir 90.000 warga Afghanistan dan orang asing telah meninggalkan Afghanistan melalui pengangkutan udara yang dipimpin AS sejak Taliban menguasai negara itu pada 15 Agustus.