Iskandar : Rehabilitasi Mangrove Dinilai Belum Berhasil, Hanya Sekitar 30% Yang Hidup
Keslimasy mendorong komitmen program BRGM dalam upaya pengelolaan dan perlindungan mangrove serta revitalisasi ekonomi di Bengkalis ntuk dapat melakukan pendampingan kelompak mangrove masyarakat secara terukur.
Kondisi gelombang yang besar di perairan Selat Malaka dibutuhkan Alat Pemecah Ombak (APO) berkearifan lokal pelindung tanaman mangrove serta pengelolaan ekonomi berkelanjutan sebagai representasi masyarakat terhadap manfaat hutan mangrove dapat dirasakan langsung.
Dalam hal ini juga dibutuhkan adanya kajian struktur vegetasi mangrove. Ini sejalan dengan kajian yang Keslimasy lakukan bersama Jikalahari terkait kajian dampak kualitas hutan mangrove terhadap ekologi, sosial ekonomi dan kearifan lokal masyarakat pesisir di Bengkalis.
Kesempatan ini, Iskandar menyebutkan, Keslimasy memberikan beberapa rekomendasi yakni :
Agar KLHK menyediakan anggaran untuk tindakan penyulaman terkait percepatan rehabilitasi mangrove tahun 2021 dan memastikan kegiatan rehabilitasi mangrove berlangsung dengan baik, tepat teknologi dan mencapai keberhasilan yang besar.
Terkait dengan teknologi yang tepat, KLHK harus mempertimbangkan pembangunan infrastruktur alat pemecah gelombang yang berkearifan lokal.