Menu

PBB Kutuk Demonstran Libya Atas Tindakan Vandalisme ke Markas DPR

Zuratul 3 Jul 2022, 09:24
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

Dilansir dari Aljazeera,  sektor energi Libya juga menjadi korban perpecahan politik, dengan gelombang penutupan paksa fasilitas minyak sejak April.

Pendukung pemerintah yang berbasis di timur telah menutup keran minyak sebagai pengaruh dalam upaya mereka untuk mengamankan transfer kekuasaan ke Bashagha, yang upayanya untuk mengambil alih jabatan di Tripoli pada Mei berakhir dengan penarikan cepat.

National Oil Corporation Libya telah mengumumkan kerugian lebih dari $3,5 miliar dari penutupan dan penurunan produksi gas, yang memiliki efek knock-on pada jaringan listrik.

Pekan-pekan terakhir terjadi bentrokan berulang antara kelompok-kelompok bersenjata di Tripoli, yang memicu kekhawatiran akan kembalinya konflik skala penuh.

Sabadell Jose, utusan Uni Eropa di Libya, meminta para pengunjuk rasa untuk “menghindari segala jenis kekerasan”. Dia mengatakan demonstrasi hari Jumat menunjukkan bahwa orang menginginkan "perubahan melalui pemilihan dan suara mereka harus didengar".

Libya telah dilanda konflik sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan dan membunuh penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011.

Halaman: 123Lihat Semua