Menu

Cara Abu Nawas Tolak Jabatan Penting dari Raja: Pura-pura Gila

Azhar 8 Jul 2022, 07:26
Ilustrasi. Sumber: Internet
Ilustrasi. Sumber: Internet

RIAU24.COM - Abu Nawas diceritakan memilih pura-pura gila agar dirinya tidak dipilih sebagai qadi atau penghulu oleh Raja Harun al Rasyid.

Abu Nawas memilih pura-pura gila karena mengikuti saran sang ayah yang memiliki telinga busuk di sebelah kiri dikutip dari nu.or.id.

Semua bermula ketika ayah Abu Nawas, sang penghulu istana, sakit parah dan kritis.

Ia memanggil putranya itu untuk menghadap. Abu Nawas datang mendapati ayahnya yang sudah lemah lunglai.

"Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku," kata ayah Abu Nawas.

Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir ayahnya. Ia mencium telinga kanan bapaknya, ternyata beraroma harum, sementara telinga sebelah kiri berbau sangat busuk.

"Bagamaina anakku? Sudah kau cium?"

"Benar, ayah!"

"Ceritakan dengan sejujurnya, aroma kedua telingaku ini," ucap ayahanda Abu Nawas.

"Aduh, Yah. Sungguh mengherankan. Telinga ayah yang sebelah kanan harum sekali. Tapi telinga sebelah kiri kok baunya amat busuk?"

"Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begini?" tanya sang ayah.

Abu Nawas berkata, "Wahai ayahku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini."

"Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tidak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah risiko menjadi qadi (penghulu). Jika kelak kau suka menjadi qadi maka kau akan mengalami hal yang sama. Namun jika kau tidak suka menjadi qadi, maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai qadi oleh Raja Harun al Rasyid. Tapi tidak bisa tidak Raja Harun al Rasyid pastilah tetap memilihmu sebagai Qadi."

Setelah itu Abu Nawas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindarkan diri agar tidak diangkat menjadi qadi.

Seorang qadi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara.

Walaupun Abu Nawas tidak menjadi qadi, dia sering diajak konsultasi oleh Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan yang tidak masuk akal sekali pun.