Menu

Tubuh Penuh Luka, Keluarga Brigadir J Minta Autopsi Ulang: Jangan-jangan Jeroannya Sudah Hilang

Devi 21 Jul 2022, 11:24
Foto : Tubuh Brigadir J
Foto : Tubuh Brigadir J

RIAU24.COM - Pihak keluarga Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J telah membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri.  Keluarga menyakini jika Brigadir J tewas tidak hanya ditembak, melainkan juga dianiaya secara sadis.

Kuasa hukum keluarga, Kamaruddin Simanjuntak, meminta Bareskrim Polri untuk mengautopsi ulang jenazah Brigadir J.

Permintaan tersebut dilayangkan atas permohonan keluarga Brigadir J.

"Sebagai tim penasihat hukum dan atau juga kuasa dari keluarga almarhum Yosua Hutabarat (Brigadir J) untuk membuat laporan polisi tentang dugaan tindak pidana pembunuhan berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 KUHP Juncto pembunuhan sebagaimana dimaksud Pasal 338 KUHP, juncto penganiayaan yang menyebabkan matinya orang lain Juncto Pasal 351," ungkapnya.

Pihak keluarga melampirkan bukti video luka-luka yang dialami Brigadir J. Kamarudin mengungkapkan, banyak luka-luka di tubuh korban. Tidak semuanya adalah luka tembak.

Bukti tersebut diperoleh dari keluarga dan penasihat hukum. “Ada bukti video, ada bukti berupa video, ada berupa bukti surat atau surat elektronik,” ujar Kamaruddin.

Kamarudin menuturkan, luka lainnya yakni sobek di antara bibir dan hidung, memar di leher, bahu sebelah kanan, perut bagian kanan dan kiri, dan jari manis putus.

“Kemudian ada juga pengerusakan di kaki atau semacam sayatan-sayatan begitu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kamarudin mengatakan, jenazah Brigadir J memang sudah diautopsi. 

Namun, keluarga menduga jika hasil autopsi tersebut tidak sepenuhnya benar. “Jangan-jangan jeroannya pun sudah tidak ada di dalam, kita tidak tahu. Jadi perlu autopsi ulang sama visum et repertum ulang,” pungkasnya.

Sebelumnya, baku tembak antara sesama anggota polisi terjadi di rumah dinas Perwira Tinggi (Pati) Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Peristiwa ini melibatkan Brigadir J dan Barada E. Baku tembak disebut berawal dari dugaan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo oleh Brigadir J. 

Istri Irjen Ferdy Sambo, yang berada di kamar lantai bawah, disebut berteriak dan didengar oleh Bharada E. Brigadir J merupakan personel yang ditugaskan sebagai sopir istri Irjen Ferdy Sambo. Sementara, Bharada E disebut sebagai pengawal keluarga Irjen Ferdy Sambo.

Bharada E yang saat itu berada di lantai atas bertanya ke Brigadir J  usai mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo. 

Namun, Brigadir J disebut-sebut merespons dengan tembakan ke arah Bharada E.