Konflik Ukraina: Kurang Lebih 75.000 Tentara Rusia Telah Menderita Selama Perang
RIAU24.COM - Sebuah laporan menyebutkan bahwa Rusia telah kehilangan lebih dari 75.000 tentara dalam perang Ukraina yang kebanyakan tewas dan terluka.
Laporan berasal dari surat kabar Inggris yang mengutip rahasia intelijen AS mengungkapkan bahwa angka tersebut berjumlah setengah dari jumlah tentara yang awalnya berkomitmen untuk perang ketika Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus terhadap Ukraina pada 24 Februari.
Namun, Kremlin telah menolak angka-angka tersebut yang menyebutnya sebagai tipuan.
Untuk diketahui, Rusia belum secara resmi merilis tingkat korban dalam beberapa bulan terakhir kecuali pada hari-hari awal serangan ke Ukraina. Pada bulan Maret Rusia mengatakan 1.351 tentara tewas dalam aksi di Ukraina.
Laporan tersebut mengatakan jika tingkat korban baru yang diklasifikasikan benar maka perang Ukraina adalah perang terburuk yang pernah ada dalam hal korban.
Hal itu juga menjadikan perang Rusia terburuk kedua di seluruh dunia sejak Perang Dunia II, dengan hanya perang Vietnam menjadi yang terbesar dimana setidaknya 350.000 tentara AS tewas.
Rusia telah memutuskan untuk memusatkan pasukannya di wilayah timur setelah mengalami kemunduran pada awal perang dengan pasukannya yang gagal untuk merebut Kyiv ketika Ukraina melakukan pertahanan yang sengit.
Namun, laporan itu menambahkan bahwa tingkat korban sangat spekulatif.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah Direktur CIA, William Burns memperkirakan bahwa hampir 15.000 tentara Rusia tewas dan mungkin tiga kali lipat dari yang terluka.
Laporan tersebut juga menambahkan bahwa itu adalah kerugian yang cukup signifikan. Burns menginformasikan bahwa Ukraina juga menderita yang tingkatannya sedikit kurang dari angka tersebut.
Sekedar informasi, bulan lalu Ukraina mengatakan 100 hingga 200 tentara tewas per hari.
Burns mengatakan Rusia telah mundur ke arah perang yang lebih berhati-hati dengan menggunakan senjata jarak jauh untuk bertahan dan secara efektif menghancurkan target yakni Ukraina untuk mengkompensasi kelemahan tenaga kerja.
(***)