Kepala Desa Ungkap Awal Persaingan Antara Gus Samsudin dan Pesulap Merah di Blitar
RIAU24.COM - Sebelum Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ditutup oleh warga.
Keresahan sudah dialami warga setempat setelah kedatangan Marcel Radhival atau Pesulap Merah yang sebelumnya menentang Gus Samsudin.
Warga resah gesekan keduanya mengganggu ketentraman desa.
Kepala Desa Rejowinangan Bhagas Wigasto mengaku bahwa sebenarnya dia menerima informasi rencana kehadiran Pesulap Merah ke Padepokan Samsudin sejak Rabu pekan lalu dari salah Ketua RT setempat.
Dia kemudian berdiskusi dan meminta Ketua RTnya untuk menghimpun informasi lebih rinci untuk memetakan potensi adanya gesekan.
“Kira-kira ada potensi masalah enggak?,” ujar kepala desa.
Gambaran awal, Pesulap Merah dan Samsudin hanya berhubungan dengan konten akun YouTube keduanya.
“Pada hari Sabtu (01 Juli 2022), kami terima informasi bahwa mereka (Pesulap Merah dan tim) mulai hadir di Blitar. Salah satu warga saya merupakan bagian daripada tim dari atau dibawa oleh Marcel (Pesulap Merah) katanya itu kolaborasi di YouTube,” ujar Baghas.
Cuma, lanjut dia, diterima informasi juga ada orang berinisial N juga ikut dengan tim Pesulap Merah.
N sebelumnya pernah bergabung dengan Samsudin tapi keluar karena berseteru. N juga hadir dengan menggunakan atribut paramiliter sebuah organisasi masyarakat tertentu.
Baghas akhirnya mendatangi padepokan Samsudin sebagai antisipasi konflik karena salah satu yang datang adalah pihak yang pernah bersitegang dengan padepokan.
Pesulap Merah dan tim akhirnya datang, tapi hanya sampai di jalan sisi selatan padepokan. Pengacara Samsudin menghampiri Pesulap Merah dan terjadi keributan.
Baghas kemudian datang setelah menerima informasi itu.
N yang memakai atribut paramiliter salah satu ormas juga ikut bersitegang. Melihat itu, Baghas turun tangan dan menuju padepokan.
Di Padepokan, Baghas berupaya mencegah Samsudin yang keluar menuju Pesulap Merah.
Dia juga diikuti beberapa orang dekatnya, juga ada yang memakai atribut paramiliter ormas yang sama dengan N.
“Yang namanya N menghubungi salah satu struktur Ansor Kademangan meminta bantuan dengan tema permohonan bantuan pengamanan karena terjadi keributan yang melibatkan Banser desa kami,” ucapnya.
Baghas kemudian meminta bantuan anggota Bhabinkamtibmas untuk menengahi N yang menggunakan atribut Banser dan seorang pengikut Samsudin yang juga menggunakan seragam Banser.
Ternyata, baik N yang bergabung dalam tim Pesulap Merah bukan warga desa setempat, tapi warga Kalidawir, Tulungagung.
Begitu pula orang berseragam Banser pengikut Samsudin, juga berasal dari Lampung.
(Mg4/Nan)